REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) sedang memantau laporan keuangan Arsenal. Ada dugaan klub tersebut melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) pada musim 2021/22.
Dalam tiga tahun terakhir, total kerugian the Gunners mencapai 213 juta pounds (Rp 3,74 triliun), salah satu yang tertinggi di Liga Primer. Selama periode tersebut, kubu Gudang Peluru mengeluarkan 218 juta pounds (Rp 3,83 triliun) di bursa transfer.
"Menurut the Times, the Gunners akan diawasi secara ketat dalam beberapa bulan ke depan, untuk mengonfirmasi apakah telah terjadi pelanggaran atau tidak," demikian laporan yang dikutip dari 90min.com, Selasa (23/8/2022).
UEFA berproses menyiapkan sanksi untuk sejumlah pihak yang melanggar aturan di musim 2020/21. Ada Barcelona, Paris Saint Germain, Juventus, Inter Milan, serta AS Roma.
Selama penyelidikan, UEFA telah mengindentifikasi 20 tim yang berisiko melebihi batas ketentuan pada musim 2021/22. Arsenal salah satunya. Tim-tim tersebut belum mengonfirmasi kondisi keuangan mereka untuk musim ini.
Arsenal siap bekerja sama dengan pihak berwenang. Mereka yakin tidak melakukan pelanggaran apa pun. Oleh karenanya, manajemen Arsenal akan memberikan berbagai bukti yang diinginkan UEFA.
"Sampai saat ini, belum ada kontak antara kedua belah pihak. UEFA diperkirakan akan menghubungi klub-klub yang terancam mendapat hukuman, dalam waktu dekat," tambah laporan dari 90min.com.
Terlepas dari isu ini, Arsenal dalam tren positif. Skuad polesan Mikel Arteta berada di puncak klasemen Liga Primer Inggris musim 2022/23. The Gunners mengoleksi sembilan poin dari tiga pertandingan.
Fakta demikian membuat tim Gudang Peluru mulai muncul sebagai salah satu favorit juara. Namun kompetisi masih panjang. Apa pun bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang.
Kini pasukan Arteta fokus menuju duel selanjutnya. Arsenal akan menghadapi Fulham pada pekan keempat Liga Primer di Stadion Emirates, London, Sabtu (27/8).
