Rabu 24 Aug 2022 17:00 WIB

Wapres: Krisis Global Apa Pun tidak Akan Berpengaruh ke Indonesia

Indonesia dinilai memiliki sejarah mampu melalui berbagai krisis.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wakil Presiden Maruf Amin saat membuka acara Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Fauziah Mursid/Tangkapan Layar.
Wakil Presiden Maruf Amin saat membuka acara Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimistis Indonesia akan mampu melewati berbagai ancaman krisis pangan, energi maupun keuangan. Wapres Ma'ruf mengatakan, keyakinan ini didasarkan kondisi ekonomi nasional saat ini yakni ekonomi kuartal II tahun 2022 tumbuh 5,44 persen dan neraca perdagangan surplus Rp364 triliun.

Kemudian, kata Ma'ruf, Indonesia juga memiliki sejarah mampu melalui berbagai krisis bahkan terparah sekalipun.

Baca Juga

"Oleh karena itu, krisis apapun, krisis global bagaimana pun, saya kira tidak akan berpengaruh kepada negara dan bangsa kita," kata Ma'ruf saat membuka acara Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional di Istana Wakil Presiden, Jakarta yang disiarkan daring, Rabu (24/8/2022).

Wapres Ma'ruf menjelaskan, di tengah ancaman krisis saat ini, tren pemulihan juga diprediksi akan berlanjut, yang didukung peningkatan mobilitas masyarakat, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha.

Sedangkan, dari sisi konsumen, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat yang ditopang oleh ekspektasi akan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha.

Karena itu, Ma'ruf menilai pentingnya peran para pelaku usaha dalam menggerakkan roda ekonomi dan mempercepat pemulihan ekonomi bangsa. Untuk itu, melalui Japnas, Ma'ruf berharap dapat merangkul dan melibatkan usaha mikro dan kecil (UMK) agar meningkat daya saingnya.

"Sehingga pembangunan ekonomi Indonesia akan mengakar kuat hingga ke sektor terkecil. Ini pengusaha kecil kita jangan terkena stunting sehingga dia kerdil terus tidak besar-besar," katanya.

Selain itu, Ma'ruf juga berharap kehadiran pengusaha-pengusaha sebagai penghubung (offtaker) dalam hilirisasi produk-produk sumber daya alam mulai dari pertanian, perkebunan, kelautan hingga pertambangan. Sebab, saat ini sumber daya alam yang ada belum diolah secara optimal dan dimanfaatkan oleh pelaku dalam negeri.

Dia mendorong banyak pengusaha yang mengolah produk dan kemudian menjual dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi ke luar negeri. "Ini yang perlu banyak, yang harus mengerjakan itu adalah bangsa kita sendiri. Saya percaya Japnas bisa melakukan itu semua," kata Ma'ruf.

Sementara itu, Ketua Umum PP Japnas Bayu Priawan mengatakan, Japnas siap mendukung dan berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kebijakan ekonomi pemerintah. Mulai dari hilirisasi industri, substitusi impor, peningkatan produksi dalam negeri, pembangunan energi bersih berkelanjutan, ekonomi hijau, ekonomi biru hingga digitalisasi ekonomi.

Selain itu, Japnas juga akan bersinergi dalam pembangunan industri halal dan ekonomi syariah yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah. "Japnas pun ontrack dalam positioning yang sejalan, dimana kami bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong investasi. Japnas siap menjadi hub yang menghubungkan investasi dan kemitraan lokal di Indonesia pada beragam sektor usaha," kata Bayu.

Dia mengatakan, dengan keragaman dan keterlibatan kami di sektor riil, Japnas siap menjadi partner dalam sinkronisasi program dengan pemerintah untuk mendorong daya saing sektor usaha, perbaikan iklim investasi, infrastruktur, serta kebijakan publik.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement