Kamis 25 Aug 2022 00:05 WIB

Kapolri Didukung Habaib dan Ulama dalam Membongkar Kasus Pembunuhan Brigadir J

Kapolri telah menginformasikan berbagai temuan dalam kasus tersebut.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). Rapat tersebut membahas terkait kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). Rapat tersebut membahas terkait kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang belakangan diduga didalangi petinggi Polri Irjen Pol FS dan kini sudah ditetapkan sebagai tersangka, telah memberikan dampa luar biasa terhadap lembaga kepolisian. Saat RDP Komisi tiga DPR RI dan kemenpolhukam, salah satu anggota meminta Kapolri di nonaktifkan berkenaan dengan kasus tersebut. 

Tak pelak hal ini menuai banyak respons salah satunya dari Habib Nabil bin Ridho bin Ali Al Habsyi pimpinan majelis burdah miftahussalamah Bogor. Dalam pandangannya, Kapolri Jenderal Listiyo Sigit Prabowo dinilai sebagai sosok pemimpin yang profesional sangat tegas tidak pandang bulu serta dekat dengan ulama.

Baca Juga

Di mata Habib Nabil, langkah yang dilakukan oleh Kapolri tepat dalam penanganan kasus Brigadir J dan ia meminta kepada komisi tiga DPR untuk lebih arif melontarkan pendapat. "Kapolri sudah benar dan tepat dalam penanganan kasus Sambo, jangan diplantar-plintir itu, harusnya kita bersama dan bersatu memberikan dukung atas langkah Kapolri yang sudah tegak lurus," kata Habib Nabil. 

Habib Nabil juga menyampaikan agar Kapolri tetap tegak lurus dan jangan takut karena langkah yang benar dibelakangnya banyak Ulama yang mendukung, "Pak Sigit tidak usah ragu dalam mengungkap kasus tersebut dan jangan terganggu dengan kelompok yang cuma mau mancing di air keruh," kata dia.

Senada dengan Habib Nabil, di tempat terpisah pengasuh pondok pesantren Tajul Falah Cipanas Lebak Banten KH. Muhammad Suryana juga mengatakan, Kapolri tak perlu khawatir dalam bertindak jika itu untuk menegakkan keadilan dan amar makruf nahi munkar. Jangankan Kapolri, siapapun walaupun bukan siapa-siapa pasti akan ia dan para ulama dukung jika bertindak benar untuk kepentingan umat dan masyarakat. "Langkah yang diambil pak Sigit sudah tepat, jika ada yang mengganggu kami yang paling depan untuk membela dan menghadapi," kata KH Suryana. 

KH Suryana memandang Kapolri sebagai sosok figur yang santun namun tetap kredibel dan profesional di bidangnya. "Serta dekat dengan kami ulama, jadi mengganggu kerja dan lingkup tugasnya pak Sigit sehingga berdampak pada kondusifitas kenyamanan dan keamanan masyarakat luas maka kami pasti akan bertindak," ujar dia.

Dillansir dari Antara, Kapolri mengatakan bahwa motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J akan dibulatkan setelah pemeriksaan istri Irjen Pol. Ferdy Sambo (FS), yakni Putri Chandrawati (PC).

“Terkait motif ini, kami sementara sudah mendapatkan keterangan dari saudara FS. Namun, kami juga ingin memastikan sekali lagi untuk memeriksa Ibu PC,” kata Listyo Sigit dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI di Jakarta, Rabu.

Listyo memperkirakan apakah ketika sudah ditetapkan sebagai seorang tersangka, Putri Chandrawati akan mengubah keterangannya atau tidak.

 

“Dengan demikian, kami bisa mendapatkan satu kebulatan terkait dengan masalah motif,” ucap Sigit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement