Kamis 25 Aug 2022 12:46 WIB

Mahfud: Jaringan Sambo Kontak Kompolnas Hingga Pemimpin Redaksi

Sambo mengontak banyak orang agar memercayai skenario yang dibuat.

Red: Teguh Firmansyah
Menko Polhukam Mahfud MD.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Menko Polhukam Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Mahfud MD memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk mengklarifikasi kasus yang menjerat mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo. Ia memaparkan bagaimana Sambo membuat gerakan agar semua pihak percaya dengan rekayasa kasus pembunuhan itu.

"Saya katakan sebenarnya Sambo itu menyusun skenario agar orang percaya bahwa terjadi tembak-menembak sehingga membuat prakondisi menghubungi beberapa orang," kata Mahfud di Ruang Rapat MKD DPR RI di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Mahfud melanjutkan, beberapa orang itu juga menyangkut rekan kerjanya. "Saya ambil namanya, ada beberapa lagi orang anggota DPR namun saya tidak sebut nama."

Menhan Ri di era Presiden Gus Dur itu mengaku tidak pernah mengatakan kepada publik bahwa dirinya mengetahui ada anggota DPR yang terlibat menyusun skenario rekayasa kasus yang dilakukan Ferdy Sambo.

Ketua Kompolnas ini hanya mengetahui ada nama yang dihubungi Sambo dan ia ingin mengonfirmasi nama anggota DPR tersebut, tapi tidak ada respons. Kendati demikian, Mahfud enggan menyebut nama anggota DPR tersebut.

"Saya tidak sebut karena saya tidak tahu apakah akan diadili yang ada di kantong saya tentang nama itu, dan saya tidak harus mengeluarkan itu karena beberapa hal," ujarnya.

Dikatakan oleh Mahfud bahwa orang yang dihubungi Sambo tidak lakukan pelanggaran sehingga tak harus diadili.

Oleh karena itu, dia menilai, persoalan tersebut sudah selesai karena memiliki nama tetapi tidak disebut. Apalagi, ketika dia menghubungi, yang bersangkutan tidak mengangkat teleponnya.

"Namun, saya pastikan dan buktikan bahwa Sambo dengan seluruh jaringannya memang membuat gerakan agar orang percaya. Pihak yang dihubungi adalah Kompolnas, Komnas HAM, dan beberapa pemimpin redaksi," katanya.

Diungkapkan pula bahwa Kompolnas, Komnas HAM, dan pimpinan redaksi sudah dihubunginya untuk konfirmasi. Namun, untuk anggota DPR, yang bersangkutan tidak mengangkat teleponnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement