Jumat 26 Aug 2022 08:25 WIB

Sunak Kritik Penanggulangan Pandemi Boris Johnson

Pemerintah dinilai salah menakuti-nakuti masyarakat dengan virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Rishi Sunak menghadiri acara anggota di Bexhill, Sussex, menjelang razia di Eastbourne pada Jumat malam, sebagai bagian dari kampanye untuk menjadi pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri berikutnya, Jumat 5 Agustus 2022. Sunak mengkritik kebijakan pandemi virus corona Perdana Menteri saat ini Boris Johnson.
Foto: AP/Peter Nicholls/PA
Rishi Sunak menghadiri acara anggota di Bexhill, Sussex, menjelang razia di Eastbourne pada Jumat malam, sebagai bagian dari kampanye untuk menjadi pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri berikutnya, Jumat 5 Agustus 2022. Sunak mengkritik kebijakan pandemi virus corona Perdana Menteri saat ini Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kandidat perdana menteri dan mantan menteri keuangan Inggris Rishi Sunak mengkritik kebijakan pandemi virus corona Perdana Menteri saat ini Boris Johnson. Menurutnya salah "memberdayakan" ilmuwan dan kerugian akibat peraturan pembatasan sosial telah ditekan.

Partai Konservatif yang berkuasa memilih pemimpin baru setelah Johnson dipaksa turun ketika lusinan menterinya mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas serangkaian skandal dan salah langkah. Bulan depan anggota partai akan memilih Sunak atau Menteri Luar Negeri Liz Truss sebagai pengganti Johnson.

Baca Juga

Jajak pendapat menunjukkan Sunak sedikit tertinggal dalam persaingan tersebut. Penanganan pandemi telah menjadi isu, pada bulan ini Truss mengatakan ia tidak akan pernah lagi menyetujui peraturan pembatasan sosial dan menyatakan saat ia menjadi menteri perdagangan ia tidak terlibat dalam mengambil keputusan bagaimana merespons pandemi.

Sunak mengatakan pemerintah telah "salah menakuti-nakuti masyarakat" dengan virus corona. Ia mengatakan dilarang pejabat kantor Boris untuk membahas "pertukaran" dalam peraturan yang berkaitan dengan virus korona, seperti dampak terlewatnya janji temu dokter dan memperpanjang daftar antri perawatan kesehatan di National Health Service.

"Skenarionya adalah tidak mengakunya, skrenarionya: 'oh ada pertukaran, karena melakukan ini untuk kesehatan ini bagus untuk ekonomi'," kata Sunak pada majalah Spectator, Kamis (25/8/2022).

Sunak mengatakan para ilmuwan di Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Kedaruratan, kelompok yang membantu merespon penanggulangan pandemi, diberi terlalu banyak pengaruh ke kementerian. Seperti keputusan menutup sekolah dan panti wreda.

Sunak mengatakan ketika para ilmuwan menjelaskan skenario apa yang akan terjadi bila peraturan pembatasan sosial dilakukan atau tidak di awal pandemi. Permintaannya untuk mengungkapkan model diabaikan.

Sunak mengatakan tidak adil menyalahkan pegawai negeri karena para menteri dipilih untuk mengambil keputusan. "Bila anda memberdayakan semua orang-orang independen ini, anda berantakan," katanya.

Sunak sendiri populer di awal pandemi karena sebagai menteri keuangan ia meluncurkan skema yang membuat banyak orang mendapat gaji walaupun pemerintah menerapkan peraturan pembatasan sosial sehingga tidak bisa bekerja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement