Sabtu 27 Aug 2022 23:00 WIB

Dosis Vaksin PMK Tiba di Indonesia

PMK menjadi wabah yang menyerang hewan ternak.

Rep: Santi Sophia/ Red: Muhammad Hafil
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyuntikkan vaksin penyakit mulut kuku (PMK) tahap kedua ke hewan ternak sapi di Jalan Raden Ganda, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyuntikkan vaksin penyakit mulut kuku (PMK) tahap kedua ke hewan ternak sapi di Jalan Raden Ganda, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pengiriman pertama satu juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang disediakan oleh Pemerintah Australia telah tiba di Indonesia.

Dosis tersebut akan didistribusikan oleh pihak otoritas Indonesia untuk memastikan vaksin dikirim ke daerah yang paling membutuhkan.

Baca Juga

“Kami telah berhasil mencocokkan dosis sesuai dengan jenis PMK yang terdapat di Indonesia. Dosis ini akan sangat efektif memberikan perlindungan terhadap hewan ternak Indonesia,” kata Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Menteri Penanggulangan Darurat Murray Watt, dalam siaran pers, Sabtu (26/8/2022).

Hal ini adalah bagian dari pendekatan tiga cabang untuk menjaga Australia bebas dari PMK. Selain itu, membantu tetangga negara menangani wabah, memperkuat perbatasan biosekuriti kami dan meningkatkan kesiapsiagaan kami di dalam negeri.

“Dalam beberapa bulan ke depan, Australia akan kembali memasok A$ 4,4 juta dalam bentuk vaksin PMK sebagai bagian paket biosekuriti senilai A$ 10 juta yang baru-baru ini diumumkan untuk Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri Penny Wong.

Keberhasilan pengiriman vaksin ini disebut menunjukkan komitmen Australia untuk mendukung respons Indonesia terhadap wabah dan menekankan hubungan kerja sama yang erat antara kedua negara.

PMK menjadi wabah yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, domba hingga babi. Namun, seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Sadikin dan Mantan Regional Director World Health Organization (WHO), Prof Tjandra Yoga Aditama, wabah ini hanya terjadi pada hewan dan tidak menular ke manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement