Ahad 28 Aug 2022 08:09 WIB

Jurnal di Amerika Serikat Ungkap Materi Genetik Cacar Monyet

Kasus positif cacar monyet telah terkonfirmasi di Indonesia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
ilustrasi virus cacar monyet. Kasus positif cacar monyet telah terkonfirmasi di Indonesia
Foto: Pixabay
ilustrasi virus cacar monyet. Kasus positif cacar monyet telah terkonfirmasi di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jurnal ilmiah Morbidity and Mortality Weekly Report 19 Agustus 2022 melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan ditemukannya materi genetik cacar monyet. Ini terungkap di berbagai permukaan alat atau benda di rumah dua pasien cacar monyet di Utah, Amerika Serikat.  

Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap pasien ini mendapat cacar monyet sesudah kembali dari perjalanan keluar negeri dan diisolasi di rumahnya selama 20 hari. 

Baca Juga

Sesudah itu petugas kesehatan setempat dari “Utah Department of Health and Human Services (UDHHS)” datang kerumah itu untuk mengambil sampel dari 30 obyek di sembilan area rumah itu, termasuk pakaian, tempat duduk, selimut, pegangan pintu dan lain-lain.

"Dari 30 spesimen ini, 21 spesimen (70 persen) ternyata memberi hasil polymerase chain reaction (PCR) positif," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/8/2022).

Para peneliti kemudian melanjutkan penelitiannya dengan mencoba menumbuhkan virus dari PCR positf itu, tetapi memang ternyata tidak ada yang tumbuh di kultur di laboratorium. 

Terkait kasus pertama cacar monyet di Indonesia juga di isolasi mandiri di rumah dan sekarang sudah sekitar 10 hari isolasi sesudah kasusnya terkonfirmasi pada 19 Agustus 2022, dia merekomendasikan sebaiknya pada kasus satu orang ini juga dilakukan penelitian di rumahnya sesudah masa isolasi selesai, jadi ada waktu untuk persiapan sejak sekarang. 

Dia menambahkan, bentuk penelitian seperti ini bisa dilakukan di Jakarta. Jadi, baiknya memang harus dilakukan. 

"Jadi, kita bukan hanya punya data Indonesia, melainkan juga dapat dipublikasi di jurnal internasional untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan global," katanya.

Menurutnya, ini agar dunia dan semua negara dapat mengendalikan cacar monyet dengan lebih baik. Indonesia memang harus terus menggalakkan riset kesehatan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement