Senin 29 Aug 2022 06:48 WIB

Peternak Bilang Harga Telur Bisa Turun, Tapi Ada Syaratnya

Penurunan harga telur dalam waktu dekat memungkinkan dengan kondisi tertentu.

Rep: Retno Wulandari/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang memilah teur di gerainya di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang memilah teur di gerainya di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menjanjikan harga telur akan turun dalam dua pekan ke depan. Menurut Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso, penurunan harga telur dalam waktu dekat memungkinkan, namun dengan beberapa kondisi tertentu. 

"Kami mengikuti instruksi presiden untuk menurunkan harga telur. Penurunan harga telur dalam dua pekan memungkinkan tetapi ada catatan," kata Yudianto kepada Republika.co.id, Ahad (28/8/2022).

Baca Juga

Yudianto menjelaskan, harga di industri pangan terutama telur sangat menyesuaikan bahan yang ada di hulu. Tingginya harga telur masih dipengaruhi biaya produksi yang naik signifikan terutama dari sisi pakan dan bibit ayam atau day old chick (DOC).

Saat ini, harga pakan masih dikisaran Rp 7.200 per kg meskipun harga jagung sudah turun. Harga DOC juga masih tinggi dikisaran Rp 13 ribu hingga Rp 16 ribu. Yudianto berharap, harga pakan bisa diturunkan ke level Rp 5.000 per kg. Sedangkan harga DOC diharapkan bisa turun di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 11 ribu.

"Saat ini harga pakan masih tinggi. Kalau harga pakan diturunkan harga telur juga bisa turun dengan nyaman," kata Yudianto. 

Selain itu, Yudianto juga meminta kerja sama dari pihak pedagang untuk turut serta mendukung penurunan harga telur. Menurut Yudianto, para peternak sudah berusaha menurunkan harga, namun di kalangan pedagang harga tetap tinggi. 

"Kalaupun harga di eceran masih tinggi tolong dikontrol dari sisi pedagang. Pedagang diharapkan bisa dilibatkan dalam pergerakan harga telur," tegas Yudianto. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement