Senin 29 Aug 2022 11:57 WIB

Khofifah Paparkan Empat Tantangan Dunia Pendidikan

Inovasi di dunia pendidikanmenjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpendapat, terdapat empat tantangan di dunia pendidikan yang perlu diperhatikan seluruh lembaga pendidikan. Khofifah menjelaskan, tantangan pertama yakni karena saat ini memasuki era disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar.

Menurutnya, inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini, menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman. "Jadi berbagai inovasi harus terus kita lakukan di berbagai bidang guna menjawab tantangan yang mendisrupsi banyak sektor saat ini," kata Khofifah, Senin (29/8).

Baca Juga

Tantangan kedua yaitu adanya era globalisasi, dimana standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Maka dari itu, lanjut Khofifah, kualitas pendidikan harus dijalankan mengikuti standar internasional.

Tantangan ketiga, Khofifah mengatakan, yaitu adanya era media sosial, dimana harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas. Termasuk sebagai bagian dari wujud kesadaran masyarakat untuk mencerdaskan putra-putrinya.

Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana menguatkan komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas prestasi yang dicapai. "Karena di era saat ini insan pendidikan juga harus open mind dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar," ujarnya.

Menurut Khofifah, sangat banyak keunggulan komparatif dan kompetitif namun kurang di dipublikasikan. Menurutnya masalah ini perlu menjadi perhatian karena jika tidak disiarkan, akan kalah dengan derasnya arus informasi di media sosial dan media mainstream. Artinya, prestasi di bidang pendidikan juga patut disyiarkan agar dapat menjadi referensi bagi lembaga lainnya.

Tantangan terakhir, kata Khofifah, yaitu adanya era gig economy, dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan siswa SMA/SMK dan sederajat agar mereka mampu menangkap peluang yang ada.

“Banyak milenial dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer, dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek. Ini bukan kutu loncat," kata Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement