Rabu 31 Aug 2022 08:25 WIB

WHO Yakin Wabah Cacar Monyet di Eropa Bisa Dieradikasi

Selama beberapa pekan terakhir, angka infeksi cacar monyet di Eropa menurun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakin wabah cacar monyet di Eropa bisa dieradikasi. Penyakit yang awalnya endemik di Afrika itu diketahui telah menyebar luas ke negara-negara Benua Biru.

“Kami yakin, kita dapat menghilangkan penularan cacar monyet yang berkelanjutan dari manusia ke manusia di wilayah (Eropa). Untuk bergerak menuju eliminasi, kita perlu segera meningkatkan upaya kita,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Kluge, Selasa (30/8/2022).

Selama beberapa pekan terakhir, angka infeksi cacar monyet di sejumlah negara Eropa, seperti Prancis, Portugal, Jerman, Spanyol, dan Inggris mengalami penurunan. Menurut Catherine Smallwood, salah satu faktor signifikan yang kemungkinan menyebabkan perlambatan penularan adalah deteksi dini.

Baca juga : Pemerintah Sudah Pesan 2.000 Dosis Vaksin Cacar Monyet

Dalam konteks ini, pasien atau terduga pasien yang mengalami gejala awal cacar monyet segera melakukan isolasi diri lebih cepat. “Kami memiliki beberapa bukti anekdot yang cukup bagus bahwa orang-orang, terutama pria yang berhubungan seks dengan pria yang berada dalam kelompok risiko tertentu, jauh lebih tahu tentang penyakit ini," ungkap Catherine.

WHO memang sempat menyampaikan bahwa sebagian besar kasus cacar monyet yang telah terkonfirmasi ditemukan pada pria homoseksual. Penelitian tengah dilakukan untuk mengungkap korelasi antara kedua hal tersebut.

Sejauh ini, terdapat lebih dari 47.600 kasus cacar monyet terkonfirmasi yang tersebar di 90 negara. WHO telah menetapkan penyakit tersebut sebagai darurat kesehatan global pada 23 Juli lalu. Tantangan penanganan wabah ini adalah masih terbatasnya pasokan vaksin.

Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penggunaan vaksin yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Denmark, Bavarian Nordic. Namun karena masih terbatasnya kuantitas produksi, hal itu menghambat kampanye vaksinasi cacar monyet.

Baca juga : Bio Farma Ungkap Tiga Kandidat Vaksin Cacar Monyet untuk Digunakan Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement