Kamis 01 Sep 2022 15:48 WIB

Rusia-Iran Ciptakan Mekanisme Kerja Sama yang tak Bergantung pada Barat

Omzet perdagangan antara Rusia dan Iran tumbuh lebih dari 40 persen pada tahun ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, kanan, dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian berjabat tangan setelah konferensi pers bersama setelah pembicaraan mereka di Moskow, Rusia, Rabu, 31 Agustus 2022.
Foto: Maxim Shemetov/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, kanan, dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian berjabat tangan setelah konferensi pers bersama setelah pembicaraan mereka di Moskow, Rusia, Rabu, 31 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Iran akan menciptakan mekanisme yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kerja sama terlepas dari diktat Barat. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Rabu (31/8/2022), mengatakan, para pemimpin kedua negara mendefinisikan area konkret dan pemerintah harus melakukan upaya untuk mencapai tujuan.

Lavrov mengatakan, Barat berupaya membangun dominasi global dengan sengaja menghancurkan seluruh struktur hubungan internasional. Sementara Rusia dan Iran berkonsentrasi menciptakan mekanisme yang andal dan konstruktif.

Baca Juga

"Sementara itu, kami berkonsentrasi bersama dengan teman-teman kami, termasuk Republik Islam Iran, untuk menciptakan mekanisme yang andal dan konstruktif yang akan memungkinkan kami untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan terlepas dari diktat apa pun," kata Lavrov, dilansir Anadolu Agency, Kamis (1/9/2022).

Lavrov mengatakan, Moskow dan Teheran sedang menggodok perjanjian antarnegara yang akan menjadi kepentingan strategis untuk menetapkan pedoman dasar. Sehingga dapat membangun seluruh rangkaian hubungan Rusia-Iran dalam beberapa dekade mendatang.

Lavrov mencatat, omzet perdagangan antara Rusia dan Iran tumbuh lebih dari 40 persen pada paruh pertama tahun ini, atau melampaui 2,7 miliar dolar AS. Rusia juga mendukung aksesi Iran sebagai anggota tetap Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). Memorandum kewajiban Iran terhadap organisasi tersebut akan ditandatangani pada Konferensi Tingkat Tinggo SCO pada bulan September di kota Samarkand, Uzbekistan. Lavrov mengatakan, Moskow dan Teheran juga bekerja untuk menghubungkan sistem pembayaran Mir Rusia dan Shetab Iran untuk memfasilitasi transaksi keuangan antara kedua negara.

"Negosiasi substantif sedang berlangsung di tingkat bank sentral. Mereka mengadakan pertemuan pada Juli dan menyepakati peta jalan yang akan membawa kita ke hasil ini," ujar Lavrov.

Lavrov juga menyatakan dukungan kepada Iran mengenai pemulihan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), atau dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran. Lavrov mengatakan, Rusia akan menyelaraskan posisinya dalam masalah ini sesuai dengan Iran. Sementara itu dalam konferensi pers di Moskow, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, menyerahkan "pesan dari salah satu pemimpin Eropa" kepada Lavrov tentang situasi di sekitar Ukraina. Pemimpin yang tidak disebutkan namanya ini kemungkinan besar adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Amir-Abdollahian mengatakan, Zelenskyy awalnya meminta Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk menyampaikannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Ada gagasan (dalam pesan) tentang dukungan perdamaian dan ketenangan serta penghentian permusuhan di Ukraina. Kami mendiskusikan gagasan ini dengan Lavrov," kata Amir-Abdollahian.

Berbicara tentang pemulihan JCPOA, Amir-Abdollahian mengatakan Teheran membutuhkan jaminan yang lebih kuat bahwa perjanjian itu tidak akan dibatalkan lagi. Dia juga mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk menahan diri membuat pernyataan dan penilaian yang dipolitisasi. Dia mendesak IAEA untuk sepenuhnya memenuhi kewajibannya.

"Tidak dapat diterima bagi Iran bahwa setelah kembalinya semua pihak ke JCPOA, kami akan kembali menyaksikan tuduhan tidak berdasar oleh IAEA," ujar Amir-Abdollahian.

Amir-Abdollahian juga menegaskan bahwa Rusia dan Iran mencapai kesepakatan yang baik mengenai integrasi sistem pembayaran Mir dan Shetab. Dia optimistis sistem pembayaran ini dapat diimplementasikan dalam waktu dekat.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ يَدُ اللّٰهِ مَغْلُوْلَةٌ ۗغُلَّتْ اَيْدِيْهِمْ وَلُعِنُوْا بِمَا قَالُوْا ۘ بَلْ يَدٰهُ مَبْسُوْطَتٰنِۙ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاۤءُۗ وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَانًا وَّكُفْرًاۗ وَاَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۗ كُلَّمَآ اَوْقَدُوْا نَارًا لِّلْحَرْبِ اَطْفَاَهَا اللّٰهُ ۙوَيَسْعَوْنَ فِى الْاَرْضِ فَسَادًاۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(QS. Al-Ma'idah ayat 64)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement