Menkes Kirim Tim Pelajari Teknologi Wolbachia di Yogyakarta

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin

Petugas menunjukan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan ditempatkan pada halaman rumah warga di Yogyakarta, Rabu (31/8).
Petugas menunjukan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan ditempatkan pada halaman rumah warga di Yogyakarta, Rabu (31/8). | Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengirimkan tim untuk mempelajari teknologi Wolbachia. Hal ini dilakukan setelah kunjungan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, ke Laboratorium Entomologi WMP Yogyakarta pada 22 Juli 2022.

Tim berjumlah enam orang yang merupakan perwakilan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) dari Salatiga. Mereka berkunjung langsung ke Laboratorium Entomologi dan Diagnostik WMP Yogyakarta.

Sub Koordinator Sub Substansi Sarana Penelitian dan Pengembangan B2P2VRP, Lulus Susanti mengatakan, kunjungan ini dalam rangka penguatan teknik pemeliharaan Aedes aegypti ber-Wolbachia. Tindak lanjut kunjungan Menkes beberapa waktu lalu.

B2P2VRP telah mendapat surat penugasan dari Kemenkes. Lulus berharap, bisa berdiskusi langsung tentang proses produksi telur di Laboratorium Entomologi WMP Yogyakarta, serta lay out laboratorium dalam pemeliharaan nyamuk selama ini.

Baca Juga

"Tujuan kami berkunjung ke WMP Yogyakarta adalah untuk mempelajari dan mengetahui sistem produksi serta pengelolaan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang telah diimplementasikan di Yogyakarta," kata Lulus, Jumat (2/9/2022).

Sub Koordinator Sub Substansi Sarana Pengembangan dan Pengkajian B2P2VRP, Evi Sulistyorini, menyampaikan fasilitas pemeliharaan nyamuk di B2P2VRP. Salah satunya uji kerentanan jenis insektisida yang dilaksanakan setiap tahunnya.

"Dan uji bebas virus yang dilakukan di Laboratorium Virologi," ujar Evi.

Entomolog WMP Yogyakarta, Warsito Tantowijoyo, memaparkan tentang faktor-faktor penting dalam menyiapkan fasilitas untuk pengembangbiakan nyamuk Ae. aegypti ber-Wolbachia. Sistem produksi nyamuk, fasilitas seperti gedung, ruangan khusus.

Kemudian, alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pengembangbiakan nyamuk, SDM yang terlatih, SOP dan sistem quality assurance (QA) yang baik. Tujuannya, agar karakteristik nyamuk yang sudah ber-Wolbachia yang dilepas sama dengan lapangan.

"Sehingga, nyamuk ber-Wolbachia dapat berkembangbiak di lingkungan dan memberikan manfaat perlindungan dari virus dengue," kata Warsito.

Setelah kunjungan di Lab Entomologi, perwakilan B2P2VRP melanjutkan kunjungan ke Lab Diagnostik. Mereka mendapat paparan aktivitas yang dilakukan staf-staf Lab Diagnostik mulai memandikan sampel nyamuk sampai identifikasi Wolbachia dengan PCR. 

Terkait


Kasus Demam Berdarah di Kota Pariaman Meningkat

PMI Jember Lakukan Pengasapan di Sejumlah Lokasi Cegah Meluasnya DBD

Kota Bandung Sumbang DBD Tertinggi di Jabar, Dinkes: Masih Terkendali

Sleman Catat 196 Kasus DBD dari Januari hingga Juli 2022

Waspada DBD saat Musim Hujan

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark