Senin 05 Sep 2022 13:20 WIB

BPIP Ajak Demonstran Kedepankan Etika Kepantasan Publik

Staf Khusus BPIP merespons demo mahasiswa yang menghina Presiden Jokowi

Red: Christiyaningsih
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengaku mendukung semua penyampaian aspirasi kepada pemerintah tapi dengan prosedur yang baik dan benar.
Foto: BPIP
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengaku mendukung semua penyampaian aspirasi kepada pemerintah tapi dengan prosedur yang baik dan benar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mahasiswa yang viral lantaran menghina Presiden Joko Widodo saat melakukan aksi unjuk rasa mendapat perhatian serius Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengaku mendukung semua penyampaian aspirasi kepada pemerintah. Namun, penyampaian aspirasi harus dengan prosedur yang baik dan benar bahkan dengan etika kepantasan publik. 

"Nalar demokrasi yang sehat itu harus mengedepankan etika kepantasan publik, bukan dengan arogansi dan kepentingan lain," ujarnya, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan ruang publik harus dijaga dari praktik-praktik yang menghujat dan menghina martabat manusia. "Yang dikritisi itu harus kebijakannya, bukan kepada personal atau orangnya karena mereka itu makhluk Tuhan. Jadi harus dengan nalar demokrasi yang beretika," kata Benny Susetyo.

Dirinya menyebut nalar demokrasi tunduk kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Tidak boleh direduksi kepentingan pragmatis politik dan melegalkan segala cara. "Kalau begitu kan orang (masyarakat) menjadi curiga karena penyampaian aspirasinya diduga ada kepentingan politik, bukan untuk memberikan solusi", tegasnya.

Sebelumnya viral di media sosial seorang mahasiswa menghina Presiden Joko Widodo saat aksi demo di Gorontalo pada Jumat (2/9/2022). Buntut aksi penghinaan tersebut, mahasiswa kini diperiksa di Polda Gorontalo.

Dalam video terlihat saat orasi mahasiswa menyebut "Sepakat lawan? Sepakat! Hanya ada satu kata, lawan! Hanya ada satu kata, lawan! Presiden Republik Indonesia K***!" pekik mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Yunus P.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

(QS. An-Nur ayat 55)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement