Selasa 06 Sep 2022 17:00 WIB

Mengenal Net Interest Margin atau NIM, Rasio yang Tunjukkan Peluang Perkembangan Perusahaan atau Bank

Ketahui apa itu NIM, tujuan, faktor pengaruh, rumus, sampai contoh perhitungannya, simak penjelasan lengkap berikut ini.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Sudah menjadi rahasia umum jika investor harus bisa melakukan analisis terhadap sejumlah performa dan juga potensi sebuah perusahaan sebelum memutuskan untuk menanamkan modal. Hal tersebut bertujuan agar peluang keuntungan yang mungkin didapatkan menjadi lebih pasti dan menjanjikan. Biasanya, analisis performa sebuah perusahaan tersebut dilakukan dengan memakai rasio keuangan.

Rasio keuangan sendiri memiliki beragam jenis dengan fungsi dan manfaat yang berbeda-beda dan spesifik. Salah satu contohnya adalah NIM yang merupakan singkatan dari Net Interest Margin. Secara umum, menggunakan rasio NIM ini, investor bisa mengetahui perbandingan dari pendapatan bunga net yang didapatkan perusahaan atau bisnis yang bergerak pada sektor finansial dengan bunga yang keluar dan dibayarkan kepada pemilik rekening tabungan serta sertifikat deposito. 

Tentunya, ada beragam tujuan lain yang membuat penilaian NIM ini terbilang penting untuk dilakukan oleh investor. Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu NIM, tujuan, faktor pengaruh, rumus, sampai contoh perhitungannya, simak penjelasan lengkap berikut ini. 

Pengertian NIM atau Net Interest Margin

net interest margin

Net Interest Margin atau biasa disingkat sebagai NIM adalah jenis rasio yang dilakukan untuk membandingkan pendapatan bunga net atau bersih yang diperoleh sebuah perusahaan yang beroperasi pada sektor finansial, sebagai contoh, pinjaman serta utang hipotek, dengan bunga atau rate keluar yang dibayar pada pemilik rekening tabungan serta sertifikat deposito. 

Jenis rasio tersebut umumnya dinyatakan dengan bentuk persentase. Fungsi dari perhitungan rasio ini adalah untuk memperkirakan peluang atau kemungkinan sebuah bank maupun perusahaan keuangan bisa berkembang dalam jangka panjang. Di samping itu, NIM juga sekaligus mampu memudahkan calon investor dalam mengambil keputusan untuk menanam modal dan berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak. 

Tidak berhenti sampai di situ, pengukuran dari rasio NIM ini juga dilakukan guna mengetahui seberapa jauh kemampuan manajemen perbankan dalam hal pengelolaan aktiva produktif. Jadi, berdasarkan rasio tersebut, dapat diketahui apakah pengelolaan aktiva produktif yang dilakukan oleh manajemen bank bisa menghasilkan keuntungan atau laba bersih secara optimal ataukah malah sebaliknya. 

Baca Juga: Jadi Landasan Keputusan Trading, Ketahui Apa Itu Price Action pada Saham, Forex, Hingga Crypto

Tujuan Perhitungan NIM

Terdapat sejumlah tujuan dari perhitungan NIM terhadap sebuah perusahaan atau bank, antara lain:

Tujuan

Keterangan

Mengetahui Kinerja Perusahaan dalam Mengelola Risiko

Penilaian atau pengukuran NIM memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja dari perbankan ataupun perusahaan lain yang bergerak pada sektor finansial dalam melakukan pengelolaan risiko yang berpotensi terjadi karena perubahan pada tingkat suku bunganya.

Pasalnya, jika terjadi perubahan pada tingkat suku bunganya, hal tersebut bisa berdampak pula pada perubahan dari jumlah pemasukan serta biaya bunga. Karena itu perhitungan NIM ini penting untuk dilakukan terhadap sebuah perusahaan keuangan ataupun perbankan.

Mengetahui Kemampuan Perusahaan dalam Mengelola Aktiva Produktif

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, melalui pengukuran rasio NIM, hasilnya bisa menunjukkan seberapa jauh kemampuan dari pihak manajemen bank dalam melakukan pengelolaan aktiva produktif. Dengan mengetahui kemampuan terkait pengelolaan aktiva produktif, bisa diketahui apakah bunga bersih bunga bersih yang didapatkan oleh perusahaan perbankan optimal ataukah tidak. 

Terkait bunga bersih yang didapatkan tersebut berasal dari perhitungan penghasilan bunga dikurangi dengan beban bunga. Karenanya, semakin tinggi nilai dari rasio NIM, hal tersebut bisa semakin membantu dalam meningkatkan bunga terhadap aktiva produktif yang tengah dikelola oleh pihak perbankan. 

Sebagai Bahan untuk Menyusun Strategi

Tidak hanya membantu mengevaluasi kinerja terhadap pengelolaan aktiva produktif dan risiko perusahaan, pengukuran NIM juga bisa dijadikan sebagai bahan dalam menyusun strategi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan perusahaan keuangan atau perbankan yang sehat serta terhindar dari sejumlah potensi munculnya risiko.

Dengan begitu, pengambilan keputusan terkait penanaman modal dana pada perusahaan atau perbankan tersebut bisa lebih mudah dilakukan.

Faktor yang Mempengaruhi NIM

Pada dasarnya, ada 3 faktor yang amat mempengaruhi rasio NIM. Ketiga faktor tersebut, antara lain, nilai pendapatan bunga, aset produktif, dan juga beban pokok. Setiap faktor tersebut secara umum saling berkaitan dan berpengaruh antara yang satu dengan yang lainnya. 

Sederhananya, perbankan atau perusahaan yang beroperasi pada sektor keuangan perlu berusaha agar bisa meningkatkan nilai atau jumlah pendapatan bunganya. Caranya bisa dengan menekan biaya dari pengeluaran pokok. 

Apabila perusahaan berhasil mendorong jumlah dari pendapatan bunga, hal tersebut secara otomatis membuat nilai dari aset produktif bakal mengalami kenaikan pula. Karena itulah mengapa 3 faktor yang mempengaruhi Net Interest Margin atau NIM ini mempunyai hubungan dan saling berkaitan.

Rumus Perhitungan NIM

Lalu, seperti apakah rumus perhitungan dari NIM atau Net Interest Margin ini? Secara umum, rumus dari NIM adalah sebagai berikut.

              (Interest Revenue – Interest Expenses) / Average Earning Asset X 100 persen

Yang dimaksud dengan interest revenue atau IR sendiri adalah pendapatan bunga net atau bersih yang diperoleh perusahaan melalui utang hipotek dan juga pinjaman. Sementara maksud dari interest expenses atau IE adalah bunga yang dibayar perusahaan pada pemilik dari rekening tabungan serta pemilik dari sertifikat deposito. 

Untuk Average Earning Asset, maksudnya adalah rata-rata dari aktiva produktif atau investasi yang memberikan pendapatan tanpa melakukan kegiatan operasional atau usaha secara signifikan bagi pemiliknya. Contoh dari Average Earning Asset ini, antara lain, obligasi, saham, wesel, sertifikat deposito, dan lain sebagainya. Perhitungan dari Average Earning Asset dilakukan dengan mengambil rerata dari saldo aset di awal dan juga di akhir. 

Baca Juga: Raup Untung Trading dengan Cepat, Ini Sekilas tentang Pengertian Fast Trade, Jenis, dan Cara Mempraktekkannya

Contoh Perhitungan NIM

Walaupun sudah mengetahui rumusnya, kamu mungkin masih bingung tentang bagaimana cara menghitung NIM. Agar lebih mudah memahaminya, simak contoh perhitungan NIM pada sebuah perusahaan keuangan berikut ini.

Perusahaan A menawarkan laba terhadap investasi dengan nominal 2 juta Rupiah. Pada sisi lain, perusahaan A tersebut memiliki beban bunga sejumlah 4 juta Rupiah di mana rata-rata dari aktiva produktif senilai 20 juta Rupiah. 

Berdasarkan informasi atau data tersebut, maka cara perhitungan NIM atau Net Interest Margin pada perusahaan A adalah seperti ini:

NIM = (Interest Revenue -  Interest Expenses) / Average Earning Asset X 100 persen

  • NIM = (2 juta – 4 juta) / 20 juta X 100 persen
  • NIM = - 10 persen

Dari hasil penghitungan tersebut, diketahui jika NIM dari perusahaan A adalah minus 10 persen. Hal tersebut menunjukkan jika perusahaan A mempunyai beban bunga lebih tinggi ketimbang bunga yang didapatkan dari kegiatan investasi yang dilakukannya tersebut. Dalam kondisi tersebut, ada baiknya apabila perusahaan yang bersangkutan mengalokasikan dana atau modal investasi untuk membayar beban utang tersebut hingga lunas. 

Lantas, bagaimana jika yang terjadi adalah situasi yang sebaliknya? Misalnya keuntungan investasi yang dijanjikan adalah 4 juta Rupiah, sementara beban bunga dari perusahaan tersebut adalah 2 juta Rupiah. Dengan contoh tersebut, artinya rasio NIM dari perusahaan A adalah plus 10 persen. 

Pada kondisi di mana rasio NIM perusahaan A positif 10 persen, hal tersebut bisa menunjukkan jika perusahaan A mendapatkan penghasilan bunga yang nilainya lebih tinggi ketimbang beban tingkat bunga yang harus dibayarkannya. Jadi, bisa disimpulkan jika perusahaan A telah berhasil mengelola modalnya secara efektif sehingga membuat nilai dari rasio Net Interest Margin berada di angka yang positif. 

Melalui informasi tersebut, investor pun bisa mengetahui terkait pengelolaan risiko dari perusahaan dan kemampuannya mengelola aktiva produktif. Selanjutnya, investor tinggal menyesuaikan penyusunan strategi agar terwujud kondisi perusahaan yang sehat serta terhindar dari beragam macam risiko munculnya masalah.

Jadi, Sudah Tahukah Kamu tentang Apa Itu Net Interest Margin dan Cara Hitungnya?

Itulah penjelasan mengenai pengertian NIM atau Net Interest Margin, tujuan, faktor yang mempengaruhi, rumus hitung, dan contoh perhitungannya. 

Secara umum, yang dimaksud dengan NIM adalah jenis rasio keuangan yang berguna untuk membandingkan pendapatan bunga net atau bunga bersih sebuah perusahaan di sektor keuangan dengan bunga yang keluar dan dibayarkan pada pihak pemilik rekening tabungan maupun sertifikat deposito. 

Tujuan dari perhitungan NIM ini adalah untuk mengetahui kinerja pengelolaan risiko dan aktiva produktif perusahaan, serta bahan dalam menyusun strategi agar bisa mewujudkan kondisi perusahaan yang sehat dan jauh dari risiko tertentu.

Baca Juga: Jadi Indikator Teknis Baca Pergerakan Kripto, Ini Ulasan Tentang Ichimoku Cloud dan Cara Bacanya 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement