Selasa 06 Sep 2022 20:16 WIB

Bersama Kementerian KLHK dan PUPR, Sinar Mas Bangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo

Salah satu lokasi yang menjadi prioritas dibangunnya persemaian saat ini Sumsel

Red: Gita Amanda
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar (tengah) bersama Board Member Sinar Mas Franky O Widjaja (kanan) dan Sekjen Kementerian LHK Bambang Hendroyono (kiri) memasukan bibit pohon ke dalam pot usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Jakarta, Selasa (6/9/2022). Kementerian LHK dan Kementerian PUPR Bersama Sinar Mas membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, seluas enam hektare berkapasitas 10 juta bibit per tahun untuk mendukung program pemerintah dalam pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan. Foto: Tahta Aidilla/Republika
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar (tengah) bersama Board Member Sinar Mas Franky O Widjaja (kanan) dan Sekjen Kementerian LHK Bambang Hendroyono (kiri) memasukan bibit pohon ke dalam pot usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Jakarta, Selasa (6/9/2022). Kementerian LHK dan Kementerian PUPR Bersama Sinar Mas membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, seluas enam hektare berkapasitas 10 juta bibit per tahun untuk mendukung program pemerintah dalam pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan. Foto: Tahta Aidilla/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinar Mas, menandatangani nota kesepahaman pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan berkapasitas 10 juta bibit per tahun. 

Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono dengan Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, disaksikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta.

Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya mengatakan, Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 diharapkan tidak hanya dapat mencapai target dalam penurunan emisi GRK, namun juga sekaligus dapat dijadikan momentum untuk mempercepat proses peningkatan kualitas dan penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.

Siti menambahkan, dalam konteks dukungan dan aksi nyata terhadap upaya percepatan proses peningkatan tutupan hutan dan lahan dalam kerangka peningkatan kualitas lingkungan dan penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan dimaksud, salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting yaitu penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang lebih masif dan terstruktur.

"Salah satu lokasi atau provinsi yang menjadi prioritas dibangunnya persemaian saat ini adalah provinsi Sumatera Selatan, yang memiliki luas lahan kritis seluas 709.884 hektare (Ha), dengan komposisi lahan kritis berada didalam kawasan hutan seluas 347.034 ha dan di luar kawasan hutan 362.851 Ha. Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini, menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di provinsi Sumatera Selatan," ungkap Siti, dalam siaran persnya.

Program yang digagas oleh Presiden Jokowi ini, rencananya secara total akan membangun sebanyak 30 unit pusat persemaian serupa di seluruh Indonesia. Pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal/lahan bekas tambang. Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global.

Pada konteks ini, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis. 

Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata ,menyatakan bibit yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan penanaman sebuah pohon. "Hingga saat ini, Kami telah mempelajari dan berpengalaman dalam mengembangkan maupun mengelola Pusat Nursery. Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut, Kami dapat memberikan nilai tambah dalam upaya Kita bersama, untuk mempercepat pencapaian target Pemerintah Indonesia dalam menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman estetika serta jenis tanaman multipurpose tree species (MPTS) yang berupa tanaman buah-buahan, guna memenuhi alokasi pendistribusian yang tepat sasaran, dalam rangka memenuhi harapan Pemerintah dan kita semua,” katanya.

Untuk pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Sumatera-Selatan ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 ha di Kawasan Kemampo, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik (Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu, dll), tanaman estetika (Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung dll), dan tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu/HHBK (Duku, Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, Sirsak dan lainnya). 

Sementara itu, Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menyatakan, pilar-pilar usaha Sinar Mas melalui Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, Sinar Mas Agribusiness & Food, Sinar Mas Mining beserta sejumlah perusahaan afiliasinya, merasa terhormat dan bangga, dapat turut berperan serta aktif dalam mendukung tindakan nyata dan implementasi program Pemerintah tersebut, guna mengatasi krisis global termasuk dampak dari perubahan iklim – terancamnya keberlangsungan keanekaragaman hayati – pencemaran lingkungan serta peningkatan sirkuler ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, melalui pembangunan Persemaian Sriwijaya Kemampo ini.

Pembangunan pusat persemaian ini merupakan kolaborasi tiga pihak yaitu Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Sinar Mas. Kolaborasi seperti ini tentu mempercepat tujuan utama inisiatif Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar pembangunan ekonomi semakin pesat dan sekaligus program reahabilitasi lingkungan juga terjaga dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement