Rabu 07 Sep 2022 09:17 WIB

AS Desak Turki dan Yunani Atasi Ketegangan

AS menyerukan Turki dan Yunani untuk selesaikan masalah secara damai

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Kapal tanker minyak berbendera Yunani Prudent Warrior, latar belakang, terlihat saat berlayar melewati Istanbul, Turki, 19 April 2019.
Foto: Dursun Çam via AP
Kapal tanker minyak berbendera Yunani Prudent Warrior, latar belakang, terlihat saat berlayar melewati Istanbul, Turki, 19 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung antara Turki dan Yunani akibat persengketaan maritim. Washington mendesak kedua negara menyelesaikan isu tersebut secara diplomatis.

“Pada saat Rusia kembali menginvasi negara Eropa yang berdaulat, pernyataan yang dapat meningkatkan ketegangan antara sekutu NATO sangat tidak membantu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS ketika ditanya tentang pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Dia menyerukan Turki dan Yunani yang sama-sama anggota NATO untuk menyelesaikan masalah serta perbedaan mereka secara damai. “AS terus mendorong sekutu NATO kami untuk bekerja sama menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan, serta menyelesaikan perbedaan secara diplomatis,” ucapnya.

Pada Sabtu (3/9) lalu, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Yunani akan “membayar harga mahal” karena melecehkan pesawat tempur Turki di atas Laut Aegea. Dia pun menyinggung tentang pengambilalihan kota bersejarah Yunani, Smyrna, oleh Turki pada 1922. Saat ini Smyrna dikenal dengan nama Izmir.

Ankara menuding Yunani telah menggunakan sistem pertahanan udara buatan Rusia untuk mengganggu jet Turki. Turki memutuskan menempatkan pasukan di pulau-pulau di Laut Aegea, yang sebenarnya melanggar perjanjian damai.

Sementara itu, Yunani membantah tuduhan Turki. Ia justru menuding Turki yang sering meningkatkan ketegangan, termasuk melalui penerbangan ke pulau-pulau Yunani. Pada Mei lalu, Yunani telah menyampaikan kepada PBB bahwa Turki menantang kedaulatannya atas pulau-pulau di Laut Aegea timur. Athena menilai, Ankara mengancamnya dengan perang.

“Yunani dengan sungguh-sungguh meminta Turki berhenti mempertanyakan kedaulatan Yunani atas pulau-pulau Aegea, khususnya melalui pernyataan yang tidak berdasar secara hukum dan secara historis keliru (serta) tidak mengancam Yunani dengan perang,” demikian bunyi salah satu kalimat dalam surat empat halaman yang diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan  ditandatangani Perwakilan Tetap Yunani di PBB Maria Theofili tertanggal 25 Mei.

Yunani merasa Turki telah mengancamnya dengan peperangan. “Tindakan yang sangat mengancam oleh Turki (termasuk) penerbangan berulang kali di wilayah Yunani oleh jet tempur yang bertentangan dengan hukum internasional,” kata Yunani dalam suratnya kepada Guterres.

Yunani dan Turki telah berselisih selama beberapa dekade mengenai batas laut. Perselisihan kedua negara sebagian besar berpusat di sekitar hak pengeboran minyak dan gas di Mediterania timur, khususnya di sekitar pulau-pulau Yunani di dekat garis pantai Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement