Kamis 08 Sep 2022 08:56 WIB

Produk-Produk Halal Indonesia Dipamerkan di Malaysia

Makanan, minuman, juga ada fashion halal, kosmetik, dan beberapa produk lain.

Red: Andi Nur Aminah
Produk makanan abon ikan yang proses produksi secara bersih dan halal (ilustrasi)
Foto: ANTARA / Irwansyah Putra
Produk makanan abon ikan yang proses produksi secara bersih dan halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia membantu mempromosikan produk-produk halal dari Indonesia dalam pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2022, yang digelar pada 7-10 September. Hal itu agar bisa lebih menjangkau pasar internasional lebih luas.

"Makanan minuman, kemudian juga ada fashion halal, kosmetik, dan beberapa produk lainnya yang berkaitan dengan halal," kata Atase Perdagangan KBRI Malaysia Deden Muhammad Fajar Siddiq, dalam acara MIHAS 2022 di Kuala Lumpur, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga

Deden mengatakan saat ini produk halal tidak hanya berkaitan dengan makanan dan minuman. Tetapi juga banyak barang dan jasa. Oleh karena itu, ada banyak macam produk halal asal Indonesia yang dipromosikan selama MIHAS 2022.

Barang-barang tersebut antara lain adalah pakaian, kosmetik, sandal, kaos kaki, sarung, ikan tuna, keripik, bumbu dapur, sate, ayam taliwang, gula aren,farmasi, serta wisata halal. Produk yang dipamerkan tersebut sudah dipilih untuk bisa dipasarkan baik di Malaysia atau di negara lain. Sehingga ia yakin bahwa produk-produk Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah bersaing dengan negara lain.

Melalui pameran tersebut, Deden berharap pengekspor Indonesia bisa membangun jaringan, menemukan calon pembeli, dan mencapai transaksi. "Jadi target pameran tentu untuk membangun jaringan. Kedua, tindak lanjutnya output-nya adalah terjadi transaksi perdagangan," kata dia.

Selain pasar Malaysia, ia berharap produk-produk Indonesia menjangkau pasar yang semakin luas dan berkembang di negara-negara Muslim lainnya, seperti Timur Tengah, Asia Tengah, bekas negara-negara Uni Soviet yang mayoritas berpenduduk Muslim, serta negara-negara lain yang tertarik produk dan jasa halal.

"Di beberapa negara, walaupun non-Muslim, tetapi mereka sudah concern terhadap halal," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement