Jumat 09 Sep 2022 12:56 WIB

Wakaf Alquran Pererat Silaturahim

Silaturahmi Brunei dan Malaysia dipererat dengan wakaf Alquran.

Rep: umar mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
  Wakaf Alquran Pererat Silaturahmi. Foto: Alquran dan terjemahannya dalam berbagai bahasa di Masjidil Haram, Arab Saudi. Ilustrasi Alquran.
Foto: SPA
Wakaf Alquran Pererat Silaturahmi. Foto: Alquran dan terjemahannya dalam berbagai bahasa di Masjidil Haram, Arab Saudi. Ilustrasi Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, SARAWAK -- Jamaah di Masjid Hassanal Bolkiah di Kampong Mentiri, Brunei Darussalam, menerima wakaf dalam bentuk mushaf Alquran dari Masjid Darul Ma'mur di Lawas, Sarawak, Malaysia. Wakaf ini bertujuan untuk mempererat ikatan tali silaturahmi antara jamaah dari kedua masjid.

Ketua Masjid Darul Ma'mur Othman bin Adol mengatakan, wakaf merupakan salah satu cara untuk menyebarkan ajaran Islam dan mencari berkah serta pahala dari Allah SWT.

Baca Juga

Wakaf tersebut, seperti dilansir Borneo Bulletin, Kamis (8/9/2022), diserahkan kepada Imam Masjid Hassanal Bolkiah di Kampong Mentiri Abdul Salam bin Haji Salim, yang kemudian diserahkan kepada jamaah yang memang rutin membaca Alquran setelah sholat Subuh.

Wakaf adalah sedekah jariyah yakni menyedekahkan harta untuk kepentingan umat. Harta wakaf tidak boleh berkurang nilainya, tidak boleh dijual, dan tidak boleh diwariskan. Karena wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama umat.

Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil pengertian wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi menganjurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.

"Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya?"

Rasulullah SAW bersabda, "Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan.

Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir, dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.

Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah: “Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya.”

Sumber:

https://borneobulletin.com.bn/wakaf-foster-closer-ties-between-mentiri-lawas-mosques/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement