Selasa 13 Sep 2022 00:24 WIB

BNPB: Kalimantan Dikepung Banjir Selama 5-11 September 2022

Sejumlah wilayah yang direndam banjir dan kini sudah dinyatakan surut.

Red: Ratna Puspita
Sejumlah warga terdampak banjir berjalan pulang sambil membawa bantuan logistik yang diterima di kawasan Jalan Danau Ranggas, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (12/9/2022). Pemkot Palangka Raya menyalurkan ratusan paket bantuan logistik berupa sembako, makanan dan obat-obatan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Kahayan.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Sejumlah warga terdampak banjir berjalan pulang sambil membawa bantuan logistik yang diterima di kawasan Jalan Danau Ranggas, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (12/9/2022). Pemkot Palangka Raya menyalurkan ratusan paket bantuan logistik berupa sembako, makanan dan obat-obatan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Kahayan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah di Kalimantan dikepung banjir selama sepekan 5-11 September 2022. Sejumlah wilayah yang direndam banjir dan kini sudah dinyatakan surut.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, wilayah tersebut, yakni Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kota Bontang, Kalimantan Timur; Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan; Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan; Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah; dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Abdul juga menyebut ada lanjutan banjir kembali yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Katingan, Kalimantan Tengah.

Baca Juga

Dia menyebutkan bahwa Kalimantan adalah daerah rawa yang berarti jika permukaan airnya sudah lebih tinggi dari rata-rata permukaan tanah dan kemudian menggenangi, akan butuh waktu untuk bisa kembali surut. Bisa terbilang bahwa kemiringan aliran sungainya cenderung datar.

"Nah, kalau curah hujan tinggi di hulu, kemudian misalkan pada saat pasang air tidak mengalir, airnya tinggi, makanya dia tidak tidak mengalir seperti bagaimana kalau ada arus mengalir dari hulu ke hilir. Jadi ini lebih banyak air yang diam pada kondisi itu, kecuali kalau misalkan kondisi lingkungannya sepanjang daerah aliran sungai itu memiliki kemampuan untuk menyerap air secara optimal, tentu saja syaratnya harus baik," ujar Abdul dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin (12/9/2022).

Dia memaparkan bahwa banjir selama sepekan tersebut, menyebabkan 3.088 orang di Kalimantan Selatan dan 3.328 orang di Kalimantan Timur mengungsi. Sementara dilihat dari distribusi spasial, Abdul mengatakan sejumlah wilayah yang sering terdampak banjir di Kalimantan yakni Barito Selatan, Kalimantan Tengah; Murung Raya, Kalimantan Tengah; Kayong Utara, Kalimantan Barat; Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Kota Bontang, Kalimantan Timur; Balangan, Kalimantan Selatan.

Wilayah-wilayah tersebut, kata dia, merupakan daerah dataran rendah itu hampir semuanya berisiko banjir. Sehingga harus dipulihkan ekosistemnya dan kondisi lingkungannya. "Kita ingat presiden bapak Presiden Jokowi di Kalimantan Barat menyampaikan, kalau kita ingin menanggulangi banjir di Kalimantan maka pulihkan ekosistemnya. Harus kita cicil, kita lakukan sekarang, mungkin efeknya tidak akan terasa dalam 3-5 tahun ini, tetapi dalam 20 tahun yang akan datang periode yang lebih panjang," ujar Abdul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement