Rabu 14 Sep 2022 09:00 WIB

Pakar Ingatkan Vape Dapat 'Bangunkan' Sel Kanker dalam 10 Tahun

Vape dapat menyebabkan kanker dengan cara yang sama seperti polusi udara.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Vaping bukan pilihan yang tepat untuk berhenti merokok, menururt Profesor Charles Swanton dari Cancer Research UK.
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Vaping bukan pilihan yang tepat untuk berhenti merokok, menururt Profesor Charles Swanton dari Cancer Research UK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaping selama ini dinilai tidak terlalu berbahaya daripada merokok karena tidak ada asap beracun dan tar seperti yang dihasilkan dari mengisap rokok konvensional. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa vaping dapat menyebabkan kanker dengan cara yang sama seperti polusi udara.

Profesor dari The Francis Crick Institute dan kepala klinisi Cancer Research UK, Charles Swanton menyebut vaping hampir bisa dipastikan lebih aman daripada merokok. Namun, menurutnya, vaping bukan pilihan yang tepat untuk berhenti merokok.

Baca Juga

"Mungkin lebih aman, tapi tidak berarti aman," kata Swanton, dilansir The Sun, Rabu (14/9/2022).

Swanton menjelaskan bahwa tidak ada jaminan bahwa vape tidak akan menyebabkan kanker paru-paru 10 tahun lagi. Komentar Swanton muncul ketika ilmuwan Crick memperingatkan polusi udara dan iritasi dapat memicu peradangan melalui proses penyembuhan yang "membangunkan" sel-sel yang tidak aktif.

Sel-sel ini bisa saja membawa mutasi yang dapat menyebabkan kanker. Ilmuwan khawatirkan vape dapat memicu proses yang sama.

Penelitian ini menggunakan studi pada manusia dan tikus. Penelitian dirancang untuk menyelidiki dan membantu menjelaskan mengapa satu dari delapan orang di Inggris didiagnosis menderita kanker paru (sekitar 6.000 orang per tahun), meskipun tidak pernah merokok.

Terlebih lagi, penelitian ini dapat menjelaskan fakta bahwa nonperokok dengan tumor kanker paru juga cenderung memiliki profil genetik yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang merokok. Para ilmuwan meyakini obat antiinflamasi bisa dikembangkan untuk membantu menghentikan proses yang dapat memicu kanker, tetapi mereka mengatakan obat ini mungkin akan tersedia bertahun-tahun lagi.

Peneliti dari Crick, William Hill, mengatakan jika ilmuwan menemukan cara untuk memblokir atau mengurangi peradangan yang disebabkan oleh polusi udara, maka itu akan sangat membantu mengurangi risiko kanker paru pada orang yang tidak pernah merokok. Sekitar 3,6 juta orang di Inggris merokok rokok elektrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement