Rabu 14 Sep 2022 17:20 WIB

Gaduh Seusai Efendi Simbolon Sebut 'TNI Kayak Gerombolan, Lebih-Lebih Ormas'

Effendi Simbolon sudah meminta maaf, tetapi KSAD Jenderal Dudung belum merespons.

Red: Andri Saubani
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon hadir untuk memberikan pernyataan permintaan maaf atas ucapan TNI seperti gerombolan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon hadir untuk memberikan pernyataan permintaan maaf atas ucapan TNI seperti gerombolan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar

Belakangan, dunia maya diramaikan oleh kemunculan beragam video yang merekam aktivitas personel TNI AD, mengecam pernyataan anggota Komisi I DPR, Effendi Muara Sakti Simbolon. Selain di lini masa Twitter, video kemarahan prajurit TNI AD juga dipublikasikan di akun Tiktok.

Baca Juga

Para personel TNI AD dari berbagai daerah tersebut tidak terima dengan pernyataan politikus PDIP tersebut yang menyamakan TNI AD dengan gerombolan ormas. Pernyataan Effendi Simbolon itu diutarakannya dalam rapat pembahasan anggaran antara Komisi I DPR bersama Kementerian Pertahanan dan TNI pada 5 September 2022 yang lalu.  

 

 

"Hei Effendi Simbolon, apa maksud saudara mengatakan TNI seperti gerombolan lebih-lebih dari ormas, kami tidak terima. Jangan adu domba TNI, TNI tetap solid. Kami dukung bersenjata, bravo TNI," kata belasan prajurit TNI tersebut.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Kolonel Arh Hamim Tohari pun telah meminta kepada para prajurit, purnawirawan TNI dan masyarakat sipil untuk menjadikan kasus pernyataan anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon sebagai pembelajaran. Terutama dalam hal berucap.

"Mari kita saling menghormati dan menghargai agar komitmen kita bersama untuk secara sinergi bekerja demi NKRI tidak ternodai," kata Hamim dalam siaran pers Dispenad di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Menurut Hamim, saat ini setiap orang bisa menyampaikan dan mengakses informasi melalui media sosial secara langsung dan cepat. Sehingga banyak hal yang terekspos di media sosial, serta langsung dilihat dan direspons oleh orang lain.

"Video dari prajurit maupun masyarakat yang beredar, mungkin saja terjadi sebagai reaksi spontan atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," ujarnya.

Hamim mengungkapkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyadari sepenuhnya bahwa pernyataan Effendi Simbolon bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR atau partai politik. Melainkan sikap individu atau seseorang.  

"Oleh karenanya, secara internal Kepala Staf Angkatan Darat juga mengimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan," jelas Hamim.

 

"Kita harus segera melupakan perbedaan yang terjadi dan melangkah bersama-sama membangun negara dan bangsa dalam soliditas yang kuat," tambahnya menjelaskan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement