Kamis 15 Sep 2022 11:31 WIB

Cuitan Eko Kuntadhi ke Ning Imaz, Wakil Sekretaris PWNU: Perbaiki Etika Bermedsos

Cuitan Eko Kuntadhi ke Ning Imaz disayangkan Wakil Sekretaris PWNU Jabar.

Red: Muhammad Hafil
 Wakil Sekretaris PWNU Jabar Sayangkan Cuitan Eko Kuntadhi ke Ning Imaz. Foto:  Ustadzah Ning Imaz
Foto: Tangkapan Layar Youtube
Wakil Sekretaris PWNU Jabar Sayangkan Cuitan Eko Kuntadhi ke Ning Imaz. Foto: Ustadzah Ning Imaz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks Ketum Ganjarist Eko Kuntadhi dikecam berbagai pihak usai menyampaikan cuitan yang diduga bernada menghina kepada Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo. 

Diketahui bahwa Eko Kuntadhi mencuit serta mengunggah video Ning Imaz yang berbicara soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Dalam video yang diunggah Eko Kuntadhi dituliskan kalimat 'T*l*l tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan'. Cuitan Eko Kuntadhi itu sudah tak lagi terlihat. Cuitan terakhirnya per 12 September.

Baca Juga

Usai mencuit hal itu hingga ramai dibahas di media sosial, sejumlah pihak pun mengecam. Ponpes Lirboyo, PBNU, PWNU Jatim, GP Ansor, dan PWNU Jawa Barat.

Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat, Hafidz Ismail, berharap ini jadi pelajaran buat semua pegiat medsos. Santun sesuai dengan budaya kita Indonesia.

"Iya jangan asal viral saja. Perbuatan kita di medsos juga harus mencerminkan budaya orang Indonesia," kata Hafidz yang merupakan alumni Pesantren Lirboyo, Kamis (15/9/2022).

Menurutnya, apa yang ramai saat ini yang di-posting melalui cuitannya memang sangat melukai umat Muslim khususnya warga Nahdliyyin. 

"Pembahasan yang disampaikan Ning Imaz itu sangat ilmiah harus dikomentari dengan kecerdasan pengetahuan yang sangat dalam, menurut saya eko kuntadi sangat menghina secara personal dan menghina secara ilmiah," papar Wakil Sekretaris PWNU Jabar ini.

Hafidz berharap ini harus sampai ke ranah hukum, agar menjadi perhatian publik dan ada efek buat legiat medsos lainnya. 

"Mari sama-sama kita perbaiki cara bermedsos kita, kita sesuaikan dengan adab dan budaya kita yang santun," ujar Hafidz Ismail yang juga Anggota Komisi Infokom MUI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement