Jumat 16 Sep 2022 01:37 WIB

Vaksin Produk Dalam Negeri Disiapkan untuk Booster

Vaksin Indovac dan Inavac akan digunakan sebagai vaksin booster.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
vaksin indovac (ilustrasi)
Foto: istimewa
vaksin indovac (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes RI Rizka Andalusia menyatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan vaksin produk dalam negeri produksi BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) Indovac dan Vaksin Inavac. Kedua vaksin produk anak bangsa tersebut akan digunakan sebagai vaksin Booster di tahun ini.

"Sudah disiapkan (anggaran) Vaksin Inavac dan indovac tahun ini," kata Rizka di Jakarta, Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Saat ini, Vaksin Indovac produksi PT Bio Farma dan Vaksin Inavac produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia saat ini telah memasuki tahap akhir uji klinik. Oleh karenanya, Kemenkes sedang membuat alokasi pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pembelian kedua vaksin tersebut.

Rizka meyakini, peluang mendapatkan anggaran belanja vaksin Covid-19 masih terbuka. "Kata kuncinya adalah selama ada kebutuhan, bisa dianggarkan. Kalau butuh dan kondisi masyatakat perlu booster, bisa dianggarkan," katanya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pada tahap awal produksi pihaknya siap memprodukai 20 juta dosis vaksin. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.

"Kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan," ujar Honesti

Sementara Direktur PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyambut baik komitmen pemerintah untuk membeli Vaksin Inavac pada 2023. PT Biotis yaang menaungi Vaksin Merah Putih karya Tim Peneliti Universitas Airlangga dengan merek dagang Inavac mengincar peluang pasar dari cakupan vaksinasi booster dewasa, remaja dan anak di Indonesia.

"Kemarin kami sudah ada pertemuan juga dengan Tim Pemantau Konsorsium Vaksin Merah Putih dan sudah menyampaikan komitmen pembelian itu," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan, vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan dengan platform protein rekombinan oleh Eijkman atau yang sebelumnya dikenal dengan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga akan digunakan untuk vaksinasi booster. "Jadi sebagian besar vaksin yang dikembangkan hampir semua untuk booster," kata Handoko.

Sementara untuk vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga (Unair) yang bekerja sama dengan farmasi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dan PT Bio Farma untuk vaksin BUMN diperkirakan dapat diproduksi tahun ini.

"Saya ingin akhir tahun sudah keluar izin edar darurat, salah satu dari vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan saat ini," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement