Senin 19 Sep 2022 09:54 WIB

Tanggulangi Krisis Ekonomi, RI, Malaysia, dan Thailand Perkuat Kerja Sama

Ketiga negara mendorong pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Solidaritas dan kerja sama Sub-Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) terus diperkuat agar turut menanggulangi krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi. Pernyataan ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-27.

“Kita harus memanfaatkan platform kerja sama IMT-GT untuk mendorong proyek yang konkret bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan. Itu dengan tetap memperhatikan permasalahan yang terjadi saat ini seperti kesehatan, revolusi industri, ketahanan pangan dan energi, kualitas sumber daya manusia, dan sumber daya berkelanjutan," ujar Airlangga dalam keteranga resmi, Ahad (18/9/2022).

Baca Juga

Ia melanjutkan, Indonesia juga harus mempercepat transformasi dan adaptasi teknologi yang memainkan peran kunci bagi masa depan kerja sama IMT-GT. Pada 2022 ini, pertemuan Ministerial Retreat dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-28 berlangsung pada 15 September 2022 di Phuket, Thailand. 

Airlangga sebagai Signing Minister Indonesia dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ministerial Retreat tersebut membahas dua topik yakni terkait upaya pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi dan upaya peningkatan implementasi Kerangka Kerja Pembangunan Kota Berkelanjutan (Sustainable Urban Development Framework/SUDF).

Upaya pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi penting dilakukan karena UN World Tourism Organization mencatat bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pendapatan sektor pariwisata secara global sekitar 2 triliun dolar AS. Arus pariwisata mancanegara di wilayah IMT-GT juga menurun cukup signifikan yaitu sekitar 80 persen.

Maka, Agus dalam kesempatan tersebut menyampaikan pembangunan kembali sektor pariwisata merupakan prioritas dan perlu dilakukan dengan terobosan-terobosan baru agar lebih sustainable dan resilient di masa mendatang. Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan beberapa prioritas pemulihan sektor pariwisata di antaranya mengembalikan kepercayaan turis, pengurangan ketidakpastian serta meningkatkan informasi dan komunikasi, restorasi konektivitas, infrastruktur dan kapasitas jasa pariwisata. 

Kemudian, memberi dukungan kepada dunia usaha pariwisata, terutama UMKM dan masyarakat pelaku pariwisata agar dapat beradaptasi dan survive. Terutama melalui adaptasi teknologi digital, strategi pemasaran bersama, dan transisi ke arah pariwisata yang lebih resilient dan sustainable.

Terkait pemulihan sektor pariwisata, dalam kesempatan tersebut para Menteri menyepakati untuk meluncurkan IMT-GT Visit Year 2023-2025 pada KTT IMT-GT 2023 mendatang di sela-sela perayaan 30 tahun kerja sama IMT-GT. Tujuan utama dari inisiatif tersebut yaitu demi menghidupkan kembali industri pariwisata subregional dengan menarik wisatawan internasional melalui kegiatan pemasaran dan promosi bersama.

Guna mendukung mobilitas masyarakat di sektor pariwisata, Agus menyampaikan upaya menurunkan biaya penerbangan dan logistik perlu dilakukan pada masa pemulihan saat ini. Selanjutnya terkait topik pembahasan upaya peningkatan implementasi Kerangka Kerja Pembangunan Kota Berkelanjutan (SUDF), Menteri Agus menyampaikan bahwa implementasi SUDF perlu dipercepat dengan mengambil langkah-langkah konkrit yang bersifat low-hanging fruit.

Hal tersebut penting dilakukan karena dokumen SUDF merupakan referensi utama guna implementasi keberlanjutan di subkawasan. Selain itu, ke depannya para Menteri juga meminta para pemangku kepentingan IMT-GT dalam mempercepat upaya pencapaian subregional yang terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan sebagaimana dituangkan dalam Visi IMT-GT 2036.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith. Sementara, Delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Ekonomi Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Turut hadir juga dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia Ahmed M Saheed, dan Sekretariat ASEAN Lim Chze Cheen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement