Selasa 20 Sep 2022 01:00 WIB

Tak Kalah dengan Borobudur, Candi Muaro Jambi Siap Direvitalisasi

Situs bersejarah bagi penganut Agama Buddha ini menempati wilayah yang sangat luas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung berfoto di Candi Tinggi, Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarojambi, Jambi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Pengunjung berfoto di Candi Tinggi, Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarojambi, Jambi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan proses revitalisasi dan penataan ulang Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi sudah dimulai oleh Kemendikbudristek bersama para pelestari budaya. Pihak Kemendikbudristek sudah mengucurkan anggaran khusus untuk proses revitalisasi candi.

"Prosesnya akan dipercepat dan diintensifkan mulai tahun depan," kata Muhadjir, Senin (19/9/2022).

Baca Juga

Menko PMK berharap, masyarakat sekitar ikut mendukung kebijakan revitalisasi Candi Muaro Jambi. Dia menerangkan, situs bersejarah bagi penganut Agama Budha ini menempati wilayah yang sangat luas. Dia meminta agar masyarakat bisa mendukung penuh kebijakan pemerintah apabila luas wilayah dalam revitalisasi bertambah dan memakan wilayah yang sudah menjadi hak masyarakat sekitar.

"Kita harapkan terutama dari masyarakat agar nanti dengan sukarela untuk berpartisipasi. Karena ini situsnya sangat luas, mungkin juga melampaui wilayah-wilayah yang sekarang menjadi hak masyarakat. Kalau itu nanti sangat dibutuhkan demi untuk kebutuhan kita sendiri supaya didukung kebijakan pemerintah melakukan revitalisasi rekonstruksi pengembangan situs yang sangat bersejarah ini," ujarnya.

Menko PMK menerangkan, Candi Muaro Jambi bukan hanya kekayaan Indonesia, akan tetapi merupakan kekayaan dunia khususnya bagi pemeluk Agama Buddha. Menurutnya, keberadaan Candi Muaro Jambi pada masa kejayaannya punya mata rantai peradaban dan terkait dengan beberapa negara terutama di kawasan Asia dan Asia Tenggara.

Menurut dia, apabila proses revitalisasi dan rekonstruksi berjalan baik, maka Candi Muaro Jambi bisa menjadi destinasi wisata budaya dan wisata religius yang besar. Dan dia yakin, apabila telah berhasil direvitalisasi akan mengundang banyak wisatawan nasional dan internasional.

"Masyarakat juga pasti senang kalau ini kemudian bisa menjadi pusat destinasi wisata budaya, termasuk juga menjadi pusat wisata spiritual teurtama para penganut Agama Buddha. Karena ini adalah situs tertua setelah yang ada di India. Semua orang paham terutama para penganut Buddha tahu bahwa Muaro Jambi adalah situs mereka yang sangat punya nilai tinggi," kata Muadjir.

Sebagai informasi, Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi di Provinsi Jambi berdiri sejak abad 7 hingga 12 Masehi< Candi ini disebut-sebut merupakan kompleks perguruan tinggi tertua di Indonesia dan terluas di Asia.

Kawasan itu memiliki luas 3.981 hektare (KCBN Borobudur seluas 8.123 hektare). Terdapat 11 candi utama, namun diperkirakan masih terdapat 82 reruntuhan yang tertimbun dalam gundukan-gundukan.

Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatera.

Kompleks Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi. Lokasinya mencakup delapan desa, yakni Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, Danau Lamo, Tebat Patah, Teluk Jambu, Kemingking Dalam, dan Kemingking Luar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement