Selasa 20 Sep 2022 03:40 WIB

Mengapa di Belanda Larang Orang Indonesia Belajar Pencak Silat?

Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.
Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.

Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.
Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, dekat Masjelis Taklim Habib Ali, juga terdapat seorang jago silat bernama Muhammad Djaelani, yang dikenal dengan nama singkat Mad Djelani. Dia pernah dihukum seumur hidup oleh Belanda karena sekitar 1940-an ia membunuh seorang konsul Jepang di Batavia,

Konsul Jepang itu dibunuh Mad Djaelani karena disangkanya seorang Cina kaki tangan Belanda. Mad Djaelani dibebaskan oleh Barisan Pelopor pada masa revolusi fisik.

BACA JUGA: Sabeni, Pendekar Tanah Abang yang Disegani Kampetai Jepang

Salah seorang cucunya, H Zakaria, mewarisi ilmu silatnya, Mustika Kwitang. Pada tahun 1960-an, pasukan pengawal Presiden Soekarno, Tjakrabirawa, mendatangkan suhu (guru besar) karate dari Jepang, Prof Nakagama, yang telah mendapat predikat Dan 7, disertai mahaguru karate dari AS, Donn F Dragen. Zakaria, pemuda kelahiran Kwitang, itu diminta untuk memperlihatkan tehnik bermain silat kepada kedua mahaguru karate tersebut.

Zakaria, yang kala itu masih muda, dengan lihainya memperagakan jurus-jurus bermain senjata dan memecahkan batu dengan menggunakan pergelangan tangan. Jago silat Kwitang ini juga menunjukkan kemahirannya memainkan senjata tajam dengan kecepatan tinggi. Atraksi ini mengundang kekaguman master karate Jepang.

BACA JUGA: Seberapa Kaya Kesultanan Banten, Sampai Mampu Bikin Bangsa Eropa Berdatangan


 Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.
Silat Betawi. Sejumlah jagoan Betawi seperti Muhammad Djaelani dari Kwitang menjadi motor perjuangan melawan Belanda, sehingga pemerintah Kolonial melarang orang Pribumi belajar silat. Foto: Republika.

Kepada Bung Karno saat diterima di Istana Negara ia mengatakan, ”Mengapa Anda memiliki pemain sebagus ini kok pemuda-pemudinya kurang menyukai. Justru lebih suka ilmu bela diri dari Jepang?”

Ketika menuturkan kisah ini kepada penulis, Zakaria mengatakan, ”Banyak orang Indonesia menganggap rendah pencak silat dan dianggap permainan kampungan. Padahal, di Eropa dan Asia, kini banyak orang yang mempelajarinya.” Zakaria sendiri telah mengajarkan silat di Eropa.

BACA JUGA: Pitung Kebal Peluru Sampai Bisa Ngilang karena Ilmu Rawa Rontek, Fakta atau Khurafat?

Pada masa penjajahan, pemerintah kolonial, tak mengizinkan permainan pencak silat. Karenanya, pada masa itu para pesilat kita belajar mulai pukul 02.00 dini hari sampai menjelang subuh. Alasan Belanda, kata Zakaria, para pemberontak seperti si Pitung, si Jampang, H Murtadho dan Entong Gendut dari Condet, adalah para ahli silat. Pada masa revolusi sejumlah ahli silat Betawi dan ulamanya bahu membahu memimpin barisan melawan Belanda.

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Inggris dan Belanda Berperang untuk Perebutkan Pulau Jawa

> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan

>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan

> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement