Selasa 20 Sep 2022 06:45 WIB

Arkeolog Temukan Satu Set Alat Tulis Era Romawi

Arkeolog menemukan set alat tulis berusia 1.600 tahun

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Peninggalan Romawi (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/Csaba Krizsan
Peninggalan Romawi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL — Satu set peralatan menulis yang terdiri dari pena celup tulang dan tempat tinta yang berasal dari era Romawi akhir ditemukan di kota Yunani kuno Bathonea di Istanbul. Seperti dilansir Daily Sabah pada Senin (19/9) berdasarkan informasi yang diumumkan Universitas Kocaeli di Izmit barat para arkeolog menemukan set alat tulis berusia 1.600 tahun dalam penggalian arkeologi yang sedang berlangsung di situs kuno Bathonea.

Alat tulis tersebut diyakini pernah menjadi milik seorang saudagar. Penemuan ini tercatat dalam sejarah arkeologi sebagai pertama kalinya satu set alat tulis utuh ditemukan di sebuah penggalian kuno. Pemeriksaan dekat dari tempat tinta menemukan jejak tinta merah dan hitam kuno yang masih ada. Menurut para ahli tinta merah digunakan secara eksklusif oleh pejabat negara dan abdi negara pada waktu itu. Penemuan tersebut begitu penting mengingat penggunaan tulisan cukup langka 1.600 tahun yang lalu. Selama penggalian yang sama, para arkeolog juga menemukan bukti gempa bumi yang mengguncang kota dan menyebabkan runtuhnya kubah Hagia Sophia yang terkenal pada tahun 557.

Baca Juga

Kubah yang terkenal mengalami beberapa keruntuhan parsial selama berabad-abad. Hagia Sophia, dibangun pada 532, berfungsi sebagai gereja hingga 1453 ketika menjadi masjid.

Sejak 1935 dan seterusnya, masjid ini berfungsi sebagai museum, tetapi pada Juli 2020 masjid ini kembali ke status masjidnya sambil membiarkan keajaiban arsitektur terbuka untuk pengunjung domestik dan asing. Pada 1985, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO. Ini adalah salah satu tujuan wisata utama Turki.

Penggalian di Bathonea, di pinggiran kota Istanbul yang dikenal sebagai Kucukcekmece, sedang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Universitas Kocaeli di bawah pengawasan engul Aydıngun, seorang arkeolog di universitas tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement