Jumat 23 Sep 2022 07:47 WIB

PM Israel Dorong Solusi Dua Negara dengan Palestina

Kesepakatan apapun akan dikondisikan pada Palestina yang damai dan tak ancam Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Yair Lapid berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 22 September 2022, di markas besar PBB.
Foto: AP Photo/Julia Nikhinson
Perdana Menteri Israel Yair Lapid berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 22 September 2022, di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyerukan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dalam pidato di sesi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis (22/9/2022). Penyebutannya tentang solusi dua negara ini menjadi yang pertama oleh seorang pemimpin Israel selama bertahun-tahun di acara tersebut dan menggemakan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Israel pada Agustus.

"Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita," kata Lapid.

Baca Juga

Lapid menambahkan kesepakatan apapun akan dikondisikan pada negara Palestina yang damai dan tidak akan mengancam Israel. Israel merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Perundingan damai Israel-Palestina yang disponsori AS gagal pada 2014.

Lapid berbicara isu tersebut kurang dari enam minggu sebelum pemilihan 1 November yang dapat mengembalikan kekuasaan mantan Perdana Menteri sayap kanan Benjamin Netanyahu. Netanyahu merupakan sosok yang menjadi penentang lama dalam solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Upaya untuk mencapai kesepakatan dua negara Israel-Palestina telah lama terhenti. Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi mengatakan, Israel telah memperkuat kendalinya atas wilayah Palestina yang diduduki melalui kekuasaan militernya atas jutaan warga Palestina dan pembangunan pemukiman yang terus-menerus.

Anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina Wasel Abu Youssef mengatakan, kata-kata Lapid tidak berarti apa-apa. “Siapa pun yang menginginkan solusi dua negara harus menerapkannya di lapangan,” katanya.

Youssef menekankan, Lapid harus menghormati kesepakatan yang dicapai sebelumnya. Pemimpin Israel itu diminta menghentikan perluasan pemukiman dan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.

Lapid memuji upaya negara-negara Timur Tengah untuk menormalkan hubungan dan bekerja sama dengan Israel. Dia mendesak negara-negara Muslim, dari Indonesia hingga Arab Saudi, untuk berdamai dengannya.

Dalam pidato yang sama, Lapid juga kembali mengecam Iran dan menyuarakan tekad Israel untuk mencegah musuh lamanya mendapatkan senjata nuklir. "Satu-satunya cara untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir adalah dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja. Kami memiliki kemampuan dan kami tidak takut untuk menggunakannya," ujarnya.

Secara luas, Israel diyakini memiliki satu-satunya senjata nuklir di Timur Tengah. Tel Aviv pun menganggap Teheran sebagai ancaman eksistensial, sedangkan Teheran membantah mencoba mengembangkan senjata nuklir. 

Baca juga : PM Israel Minta Buka Dialog dengan Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement