Jumat 23 Sep 2022 14:15 WIB

RI Teken 23 Kontrak Dagang Senilai 1 Miliar Dolar AS Selama TIIMM G20

Salah satu kontrak kerja sama yang ditekan di bidang informasi dan telekomunikasi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan paparan saat pertemuan G20 Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/9/2022). Pertemuan tingkat Menteri G20 bidang Perdagangan, Investasi dan Industri tersebut mengangkat enam isu prioritas, yakni reformasi Badan Perdagangan Dunia atau World Trade Forum (WTO), sistem peta jalan multilateral dalam memperkuat tujuan pembangunan atau SDG
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan paparan saat pertemuan G20 Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/9/2022). Pertemuan tingkat Menteri G20 bidang Perdagangan, Investasi dan Industri tersebut mengangkat enam isu prioritas, yakni reformasi Badan Perdagangan Dunia atau World Trade Forum (WTO), sistem peta jalan multilateral dalam memperkuat tujuan pembangunan atau SDG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan, pemerintah berhasil menandatangani 23 kontrak dagang di sela-sela pertemuan Trade, Investment, and Industry Ministrial Meeting (TIIMM) G20 dengan sejumlah negara.

Dalam konferensi pers TIIMM G20, Zulkifli menuturkan, total nilai kontrak dagang yang disepakati hampir mencapai 1 miliar dolar AS. Kontrak itu dihasilkan salah satunya dari pertemuan bilateral Indonesia dengan 13 negara anggota G20 di sela-sela rangkaian acara.

Baca Juga

"Ini (disepakati) di sela-sela pertemuan, jadi sampingan. Apalagi kalau misi dagang khusus (lebih besar)," katanya dalam konferensi pers di Bali yang ditayangkan secara virtual, Jumat (23/9/2022).

Lebih lanjut, ia menuturkan, salah satu kontrak kerja sama yang membanggakan mengenai sumber daya manusia di bidang informasi dan telekomunikasi. Kerja sama di bidang SDM itu akan dimanfaatkan untuk perdagangan jasa antara pengusaha Indonesia dengan Australia.

Adapun, sebanyak 13 negara yang melakukan pertemuan bilateral dengan Indonesia di antaranya Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, India, Inggris, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa.

"Ini sebagai upaya konkret hubungan negara mitra khususnya negara-negara yang telah melaukan penandatanganan kontrak," kata Zulhas.

Sejumlah pertemuan itu diharapkan memberikan dampak konkret terhadap utilisasi perjanjian dagang yang dimiliki Indonesia dengan sejumlah negara mitra. Para pelaku usaha pun didorong untuk memanfaatkan setiap perjanjian ekonomi yang telah dibuka oleh pemerintah dalam perjanjian bilateral.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement