Sabtu 24 Sep 2022 19:09 WIB

Erick Thohir: Potensi Ekonomi Umat Sangat Besar, Tapi Belum Optimal

Persis dan ormas Islam harus lebih banyak terlibat permbangunan bangsa

Red: Hiru Muhammad
Menteri BUMN Erick Thohir saat menjadi pembicara kunci pada Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) di Sutan Raja Hotel & Convention Center, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).
Foto: istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir saat menjadi pembicara kunci pada Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) di Sutan Raja Hotel & Convention Center, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia dengan potensi ekonomi keumatan berbasis syariah. Selain itu Indonesia juga berpotensi menjadi pemain global terbesar dalam industri halal. Saat ini, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam mempersiapkan ekosistem ekonomi keumatan. 

“Namun perjuangan tersebut bukan hanya milik pemerintah. Melainkan juga milik umat seluruh umat Islam dan segenap organisasi-organisasi Islam. Tak terkecuali Persis,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir saat menjadi pembicara kunci pada Muktamar XVI Persatuan Islam (Persis) di Sutan Raja Hotel & Convention Center, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9/2022).

Baca Juga

Erick menambahkan, Persis dan seluruh organisasi Islam lainnya yang sejalan dengan semangat NKRI, harus lebih banyak terlibat dalam pembangunan bangsa dan negara sebagai penggerak semangat umat. Saat ini, menurut Erick, Indonesia masih belum optimal dalam memanfaatkan potensi ekonomi keumatan dan industri halal nasional.

"Produksi ekspor produk halal kita masih kalah dibanding Amerika Serikat, Argentina, bahkan India. Secara umum, industri halal Indonesia telah menunjukkan kinerja bagus. Kita masuk dalam jajaran 4 besar, setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA. Namun, potensi kita jauh lebih besar dibanding negara-negara tersebut. Jumlah penduduk muslim kita mencapai 231 juta penduduk," jelas Erick Thohir.

photo
Persis dan seluruh organisasi Islam lainnya yang sejalan dengan semangat NKRI, harus lebih banyak terlibat dalam pembangunan bangsa dan negara sebagai penggerak semangat umat. - (istimewa)

 

Menurut Erick Thohir, tren ekonomi keumatan dan industri halal berbasis syariah, belum mencapai titik jenuh. Ruang untuk bertumbuh masih besar, bahkan untuk memimpin sektor industri halal dunia. “Saya sangat mengapresiasi Persis sebagai salah satu organisasi Islam tertua dan terbesar, yang turut ambil bagian dalam mendukung kebangkitan ekonomi umat."

Dia berharap, mukatamar organisasi Islam itu menjadi momentum konsolidasi dan sinergi untuk mewujudkan cita-cita. Apalagi dunia saat ini, termasuk Indonesia, tengah menghadapi sejumlah tantangan. Erick mengatakan, tantangan itu antara lain demografi, keberlanjutan lingkungan, ketahanan kesehatan pasca pandemi, perang di Eropa Timur, hingga disrupsi teknologi.

Untuk itu, umat Islam Indonesia perlu beradaptasi dan mengantisipasi agar tantangan yang ada bisa diubah menjadi kesempatan untuk maju, sejahtera, dan berdikari. BUMN, kata Erick, ikut ambil peran sebagai penggerak ekonomi umat. “Salah satunya dengan merger Bank Syariah BUMN menjadi BSI, yang kini merupakan Bank Syariah terbesar di Indonesia”, ujar Erick.

Menjawab pertanyaan peserta muktamar, Erick mengatakan telah mempersiapkan BSI sebagai penopang layanan keuangan dalam ekosistem ekonomi syariah. “Termasuk ekonomi pesantren dan santri melalui kemitraan Pertashop, Program Mekaar, dan Program Makmur, serta pelatihan dan pendidikan melalui program vokasi maupun Santri Magang”, ujar Erick Thohir.

Dia berharap Persis turut menjadi mesin penggerak dalam menghadapi perubahan zaman. “Kita juga perlu bertransformasi. Kunci kemajuan adalah menjaga akhlak dan karakter manusianya," jelas Erick Thohir. 

Muktamar itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang turut memberikan pemaparan mewakili Presiden Joko Widodo. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement