Ahad 25 Sep 2022 18:46 WIB

Mutiara Bersinar Terang di Kota Gudeg

Mutiara tampil lebih yakin mengalahkan kakak sepelatihan di Pelatnas Cipayung, Stephanie Widjaja, lewat laga tiga gim, 15-21, 21-10, 22-20.

Rep: yayan/ Red: Partner
.
Foto: network /yayan
.

Mutiara Ayu Puspitasari bersinar terang dalam turnamen<a href= bulutangkis Kapal Api Indonesia International Series 2022." />
Mutiara Ayu Puspitasari bersinar terang dalam turnamen bulutangkis Kapal Api Indonesia International Series 2022.

ruzka.republika.co.id - Mutiara Ayu Puspitasari bersinar terang dalam turnamen bulutangkis Kapal Api Indonesia International Series 2022. Pemain berusia 16 tahun ini keluar sebagai yang terbaik di tunggal putri.

Dalam final di GOR Among Raga, Yogyakarta, Ahad (25/9), Mutiara tampil lebih yakin dan tidak banyak melakukan kesalahan sendiri. Dia pun mampu menaklukkan kakak sepelatihan di Pelatnas Cipayung, Stephanie Widjaja dengn skor 15-21, 21-10, 22-20.

"Saya tidak menyangka bisa memenangi pertandingan dan menjadi juara, apalagi di gim pertama kalah. Tentu saya senang dengan kemenangan ini. Apalagi, ini gelar pertama saya di level internasional series," aku Mutiara, usai pertandingan.

Di babak semifinal sebelumnya, Mutiara sukses menundukkan Sri Fatmawati, 21-11, 21-17. Sementara Stephanie Widjaja menang 21-19, 21-16 atas rekan sepelatnas, Saifi Rizka Nurhidayah.

Jalannya laga berlangsung seru dan sengit. Terutama di gim ketiga. Terjadi saling kejar-kejaran poin hingga terjadi setting. Tetapi, dua kesalahan Stephanie dengan pukulan netting yang melebar dan pukulan lob memanjang jatuh di luar bidang permainan lawan, akhirnya memastikan Mutiara memenangi laga gim ketiga dan naik podium juara.

"Tadi setelah gim pertama kalah, saya sebenarnya hanya bermain lebih aman di gim kedua dan ketiga. Shuttlecock tidak saya arahkan atau pukul terlalu ke arah pinggir lapangan karena ada faktor angin yang berhembus. Saya tidak mau boros membuang poin," aku Mutiara.

"Ketika ada kesempatan bisa mengejar dan menyamakan kedudukan, saya pun tidak mau menyia-nyiajan kesempatan di gim ketiga," tambah Mutiara.

Sementara menurut Stephanie, Mutiara yang berusia lebih muda dibanding dirinya, di partai final bermain lebih tanpa beban. Sementara dirinya memang jauh lebih diunggulkan untuk jadi pemenang dan ada tekanan. Selain itu, Mutiara juga lebih bagus dan berani dalam mengambil keputusan.

"Saat di poin-poin kritis tadi, saya malah kurang yakin untuk menyerang. Apalagi faktor angin juga sangat menentukan dalam pertandingan tadi. Di gim pertama, posisinya memang enak untuk menyerang. Sementara gim kedua, lawan yang lebih nyaman menyerang," kata Stephanie.

Dengan keberhasilan tersebut, Mutiara menyebut gelarnya itu bisa jadi modal dan menambah rasa percaya diri untuk menghadapi turnamen Indonesia Internasional Challenge di Yogyakarta, pekan depan.

"Meski sebenarnya capek, saya tetap harus berusaha untuk menampilkan yang terbaik di turnamen berikutnya," tegas Mutiara. *(yayan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement