Senin 26 Sep 2022 12:34 WIB

Nadiem Akui Salah Penggunaan Istilah Tim Bayangan

Tim yang disebut Nadiem bayangan bekerja di bawah Govtech Edu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (kanan) mengakui istilah Tim Bayangan tidak tepat.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (kanan) mengakui istilah Tim Bayangan tidak tepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dam Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengaku salah dalam penggunaan istilah organisasi bayangan. Menurut Nadiem, tim tersebut sejatinya merupakan vendor yang dapat digunakan layananannya oleh para direktur jenderal (dirjen) Kemendikbudristek.

"Mungkin ada sedikit saya kesalahan dalam menggunakan kata shadow organization. Yang saya maksud itu sebenarnya organisasi ini adalah mirroring terhadap kementerian kami," jelas Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Baca Juga

Lebih lanjut Nadiem menerangkan, maksud dari mirroring itu adalah setiap dirjen dapat menggunakan tim tersebut untuk membantu mengimplentasikan kebijakannya melalui platform teknologi. Menurut dia, hal itulah yang dipuji oleh berbagai macam negara saat dia memberikan penjelasan dalam rangkaian United Nations Transforming Education Summit di markas besar Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

"Bukan bahwa kita meluncurkan produk, inovasi yang sangat dihormati negara lain adalah cara birokrasi kami, cara ASN-ASN hebat dalam Kemendikbudristek tidak memperlakukan mereka sebagai vendor, walaupun secara kontraktual sudah jelas mereka vendor," jelas Nadiem.

Dia menjelaskan, tim tersebut berada di bawah naungan perusahaan Telkom Indonesia, yakni Govtech Edu. Tim tersebut secara teknis adalah vendor yang bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk membangun platform teknologi untuk menunjang percepatan kebijakan-kebijakan yang diluncurkan masing-masing ditjen.

"Karena inovasi budaya dalam Kemendikbudristek, yang walaupun mereka vendor, mereka tidak diperlakukan sebagai vendor. Walaupun semua keputusan ada di dalam Kemendikbudristek, baik dirjen maupun direktur, melihat bekerja sama dengan mereka, dengan filsafat kemitraan, dengan filsafat gotong royong," terang dia.

Sebelumnya, Mendikbudristek mengungkapkan adanya tim berisi 400 orang di luar kementerian yang turut mendesain produk-produk Kemendikbudristek. Setiap manajer produk dan ketua tim dari tim tersebut memiliki posisi yang hampir setara dengan dirjen di Kemendikbudristek.

"Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian," ujar Nadiem dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagramnya @nadiemmakarim, dikutip Rabu (21/9/2022).

Dalam video itu Nadiem menyatakan, tim yang beranggotakan 400 orang itu bukanlah vendor untuk kementerian. Bahkan, setiap manajer produk dan ketua tim dalam tim tersebut memiliki posisi yang hampir setara dengan dirjen yang ada di Kemendikbudristek. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk Kemendikbudristek.

"Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk kami," kata Nadiem.

Lebih lanjut dia menjelaskan tentang cara kerja tim tersebut, yakni pertama pihak Kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka. Lalu tim tersebut akan melakukan survei dan memvalidasi apa yang hendak dikerjakan ke lapangan.

"Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, 'Sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan'," kata Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement