Senin 26 Sep 2022 13:37 WIB

Garut Kerahkan Alat Berat Bersihkan Rumah Warga Terdampak Banjir Pameungpeuk

BPBD Kabupaten Garut juga akan mendistribusikan makanan untuk dapur umum

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (23/9/2022).
Foto: Dok. Kecamatan Pameungpeuk
Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (23/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus melakukan penanganan pascabanjir bandang yang terjadi di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Penanganan yang dilakukan saat ini masih fokus untuk pembersihan rumah warga yang terdampak banjir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan beberapa langkah untuk penanganan pascabanjir di Kecamatan Pameungpeuk. Salah satunya adalah melakukan pembersihan material banjir dengan alat berat.

Baca Juga

"Alat berat kita datangkan ke sini dari dinas PUPR untuk melaksanakan pembersihan di lokasi Leuwisimar di daerah Kaum Lebak di daerah Pameungpeuk. Yang keduanya melakukan upaya koordinatif karena ada beberapa inti PDAM yang rusak," kata dia melalui keterangan resmi, Senin (26/9/2022).

Satria menambahkan, pihaknya juga telah menyalurkan air bersih dengan menggunakan tangki air bagi masyarakat yang terdampak banjir bandang. Selain itu, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Garut juga telah diterjunkan untuk memberikan pelayanan kesehatan di posko bencana.

BPBD Kabupaten Garut juga akan mendistribusikan makanan untuk dapur umum yang didirikan di desa-desa secara mandiri. "Kami sudah mulai drop (makanan)," kata dia.

Ia mengatakan, ada lima kecamatan yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Garut. Lima kecamatan itu adalah Cibalong, Pameungpeuk, Cisompet, Banjarwangi, dan Singajaya. Di Kecamatan Pameungpeuk, terdapat lima yang terdampak banjir bandang.

Sementara itu, Camat Pameungpeuk, Tatang Suryana, mengatakan, banjir bandang yang terjadi kali ini lebih besar dibandingkan bencana serupa pada 2020. "Kalau 2020 itu setengah jam banjir. Kalau ini setengah jam turun, naik lagi sampai durasi waktu dua jam," kata dia.

Akibat banjir bandang itu, terdapat ribuan unit rumah warga yang terdampak dan dua unit rumah hanyut terbawa air. Tak hanya itu, sejumlah fasilitas umum seperti jembatan juga hancur terbawa air.

"Fasilitas umum lainnya seperti irigasi di Cikaracak ini tersendat karena tumpukan material, lalu area sawah. Saya sudah laporkan ke dinas terkait ini ada beberapa ratus hektare yang tergenang air dan itu pasti puso," kata dia.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat melakukan rehabilitasi hutan di wilayah hulu Sungai Cipalebuh dan Sungai Cikaso. Pasalnya, salah satu penyebab bencana alam itu merupakan rusaknya kawasan hulu sungai.

Selain itu, Tatang menilai, perlu dibuatkan sodetan di antara pertemuan antara Sungai Cipalebuh dan Sungai Cikaso. Menurut dia, kondisi dua sungai itu telah mengalami sedimentasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement