Selasa 27 Sep 2022 14:40 WIB

Selama KTT G20, Polri akan Buka Tutup Jalan di Bali

Korlantas Polri menyatakan, beberapa ruas jalan di Bali tidak cukup lebar.

Red: Ratna Puspita
Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Pol Firman Shantyabudi
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Pol Firman Shantyabudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri bakal memberlakukan pengaturan arus lalu lintas bersifat buka tutup di sejumlah ruas jalan tertentu di Bali. Pengaturan arus lalu lintas ini guna melancarkan arus lalu lintas selama kegiatan KTT G20 dilaksanakan.

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengatakan, upaya ini dilakukan karena melihat beberapa ruas jalan di Bali tidak cukup lebar. "Ruas jalan yang tidak mungkin dilakukan secara dua lajur berlawanan langsung akan di tutup sementara jadi sifatnya buka tutup di jalan-jalan tertentu," kata Firman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Selain itu, masyarakat sekitar Bali juga diimbau agar tidak memarkir kendaraannya di pinggir jalan pada saat tanggal-tanggal tertentu saat agenda Presidensi G20 berlangsung. Jenderal bintang dua itu menjelaskan, dalam pengamanan, Korlantas Polri akan melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah guna melancarkan lalu lintas selama kegiatan KTT G20 mulai dari bandara, venue (arena) hingga tempat kepala atau pimpinan negara peserta Presidensi G20 menginap.

"Dalam hal ini kami memberikan prioritas dan bukan mengorbankan masyarakat tetapi mempersilahkan tamu G20 agar nyaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut," tuturnya.

Menurut Firman, operasi pengamanan KTT G20 ini menjadi operasi terpusat yang melibatkan banyak instansi atau pihak terkait, sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. "Bapak Kapolri sudah memberikan arahan bahwa operasi ini sifatnya adalah operasi kewilayahan sekarang ditarik menjadi demokrasi terpusat. Artinya beliau melihat satu potensi kesiapan yang jauh lebih besar yang harus kami laksanakan sehingga dapat mengangkat struktur organisasi ini menjadi operasi terpusat," ujarnya.

Persiapan yang dilakukan, Firman menuturkan, mulai kegiatan yang bersifat preventif seperti penjagaan-penjagaan, pengaturan, mencadangkan kegiatan yang bersifat kontingensi sampai dengan penanggulangan bencana. Semuanya akan dijaga sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan, keamanan tanpa adanya ketakutan di masyarakat.

Dalam pengamanan ini, lanjut dia, Polri akan memanfaatkan teknologi yaitu kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat. Pemanfaatan ETLE (tilang elektronik) secara koordinatif dan kolaboratif menggunakan kamera-kamera di Bali juga dilakukan untuk bisa memantau setiap wilayah.

"Ini satu langkah besar menangani satu lalu lintas, bisa memanfaatkan kamera-kamera ini dengan banyak hal dengan pemantauan perjalanan bisa melihat kondisi traffic terdampak dari adanya rekayasa dari kegiatan yang dilaksanakan," ujarnya.

Untuk jumlah personel pengamanan, kata Firman, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) baik pengamanan biasa hingga tamu VVIP. Bahkan, pihaknya sudah mulai melakukan pelatihan bersama dengan Paspampres (pasukan pengamanan presiden) untuk mengetahui bagaimana cara bertindak dalam melakukan pengawalan.

"Kami sudah melakukan survei seperti pada kegiatan sebelumnya yang sudah dilakukan, berapa personel yang harus di libatkan di titik-titik tadi dan seluruhnya dioptimalkan untuk kelancaran lalu lintas bersama, agar masyarakat tidak merasa terganggu," ucap Firman.

Firman menambahkan, keberhasilan suatu operasi karena keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk masyarakat. Terkait lalu lintas, masyarakat yang terlibat di dalamnya tentunya akan memberikan peran yang sangat besar ketika jalan itu menjadi jalan yang nyaman untuk dilalui.

"Bagaimana masyarakat ikut menyiapkan kegiatan ini dengan para pemilik kendaraan tidak memarkir kendaraan yang ada di pinggir jalan," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement