Rabu 28 Sep 2022 09:27 WIB

Prudential Syariah Percepat Literasi Keuangan Syariah Indonesia 

SKC menjadi kanal literasi dan inklusi ekonomi syariah masyarakat Indonesia. 

Red: Agus Yulianto
Prudential Syariah mengukuhkan kolaborasi dengan dua mitra pertamanya yaitu ME KNEKS dan IPB University yang disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Foto: Istimewa
Prudential Syariah mengukuhkan kolaborasi dengan dua mitra pertamanya yaitu ME KNEKS dan IPB University yang disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah resmi berdiri sebagai entitas mandiri, PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) terus berkomitmen untuk mendorong kemajuan perekonomian syariah di Tanah Air. Salah satunya melalui Syariah Knowledge Centre (SKC) yang dapat diakses di www.shariaknowledgecentre.id. 

Sebagai inovasi yang menandai milestone besar Prudential Syariah, SKC menjadi kanal yang didedikasikan untuk membantu meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah masyarakat Indonesia. Serta, medium kolaborasi seputar perekonomian dan keuangan syariah.  

Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar, menjelaskan, selain bertanggung jawab melayani dan melindungi lebih dari 500 ribu peserta, sebagai market leader, Prudential Syariah bertanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian syariah di Indonesia. "Kami melihat bahwa meski potensi perekonomian syariah sangat besar, masih banyak tantangan yang harus dihadapi bersama. Contohnya, literasi keuangan syariah yang masih rendah, yaitu 8,93 persen," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/9/2022). 

Oleh karena itu, selain menyediakan inovasi solusi perlindungan berbasis syariah yang sesuai hati, Prudential Syariah juga menjalankan misi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah dengan meluncurkan SKC. Pihaknya percaya, dibutuhkan peran dan partisipasi aktif seluruh pihak untuk menyukseskan misi ini sehingga kami juga menerjemahkan SKC sebagai wadah kolaborasi bersama pemerintah, regulator, pakar ekonomi syariah dan segenap pemain industri ekonomi syariah.  

Bondan Margono, Head of Product Development Prudential Syariah menjabarkan, pihaknya memilki pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi. Kanal khusus SKC, kata dia, dibagi menjadi empat bagian penting. Yaitu; Edukasi, Regulasi dan Data, Penelitian dan Pengembangan, serta Bincang Syariah. 

Melalui kehadirannya, SKC ingin berkontribusi dalam peningkatan literasi dan inklusi syariah, memelopori lahirnya inovasi produk dan layanan berbasis syariah, memperkuat fondasi pertumbuhan asuransi jiwa syariah bersama segenap asosiasi. "Serta menjadi pusat edukasi digital yang berperan sebagai rujukan untuk menambah wawasan masyarakat terhadap perkembangan terkini perekonomian syariah,” ujarnya.  

Indonesia berada di kotak yang sangat strategis dalam perekonomian syariah global karena market size industri halalnya sangat besar, dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia (87% dari total populasi). Bahkan dengan geliat perekonomian syariah yang begitu aktif, Indonesia adalah salah satu negara yang patut menjadi acuan dalam hal keuangan syariah karena mampu terus bertahan dan berkembang serta menopang perekonomian nasional, meski di tengah pandemi Covid-19 yang menantang.

"Peluang ini, harus dimanfaatkan secara optimal dengan disertai peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah ataupun ketersediaan ragam pilihan produk-produk syariah," ucapnya. 

Terkait perekonomian syariah, Dr Sutan Emir Hidayat SP MBA, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Manajemen Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (ME KNEKS) memaparkan, perekonomian syariah memiliki resiliensi yang baik dan berkontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Itu terlihat dari jumlah aset keuangan dan industri keuangan non-bank (IKNB) syariah yang terus meningkat. 

Begitu juga dengan pendapatan kontribusi unit usaha yang tumbuh 11,5 persen (yoy) di semester I 2022 . Meski demikian, pertumbuhannya masih belum optimal, seperti pangsa pasar asuransi syariah yang tercatat baru 5,3 persen di akhir 2021. 

"Tentunya berbagai tantangan harus diatasi agar perekonomian syariah dapat berkembang dengan pesat. Di antaranya terkait inklusi dan literasi, hingga diferensiasi produk-produk syariah yang masih sangat terbatas,” ujarnya. 

Sementara Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria SP MSi, turut berkomentar, sebagai lembaga pendidikan, pihaknya memikul tanggung jawab besar untuk ikut mengkampanyekan literasi perekonomian syariah. Apalagi, sumber daya manusia (SDM) yang memiliki latar belakang secara formal masih minim sekali, kira-kira hanya sekitar 10 persen. 

Maka, kata dia, pihaknya berkomitmen untuk terus menciptakan SDM unggul yang dapat memperkaya literatur perekonomian syariah serta siap menjadi agen perubahan yang kompeten dalam keseluruhan aktivitas ekonomi syariah. "Selain melalui metode pembelajaran formal, kami juga percaya literasi syariah perlu digalakkan di berbagai channel yang mudah diakses sehingga dapat menumbuhkan minat serta memudahkan masyarakat memanfaatkan seluruh produk dan layanan berbasis syariah,” ujarnya.  

Guna mendukung SKC berkontribusi dalam perekonomian syariah, di momen peluncuran ini, Prudential Syariah mengukuhkan kolaborasi dengan dua mitra pertamanya yaitu ME KNEKS dan IPB University yang disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Sejumlah program telah disiapkan untuk melalui SKC, di antaranya materi pembelajaran ekonomi syariah, riset ekonomi syariah, forum dan acara ekonomi syariah, hingga berbagai kegiatan promosi dan aktivasi literasi keuangan syariah.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement