Rabu 28 Sep 2022 09:28 WIB

Tiga Ledakan Picu Pemadaman Listrik di Kharkiv

Pihak berwenang sedang berupaya mengembalikan aliran listrik.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Penduduk lokal Oleksandr melihat tank Rusia yang rusak di dekat rumahnya yang hancur di daerah yang baru saja direbut kembali di dekat Izium, Ukraina, Rabu, 21 September 2022. mendengar tiga suara ledakan di Kota Kharkiv, Ukraina.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Penduduk lokal Oleksandr melihat tank Rusia yang rusak di dekat rumahnya yang hancur di daerah yang baru saja direbut kembali di dekat Izium, Ukraina, Rabu, 21 September 2022. mendengar tiga suara ledakan di Kota Kharkiv, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARKIV -- Saksi mata mengatakan mendengar tiga suara ledakan di Kota Kharkiv, Ukraina. Tidak lama setelah itu listrik padam.

"Tidak ada lampu di sebagai kota, informasi mengenai korban sedang ditentukan," kata Wali Kota Kharkiv  Ihor Terekhov di saluran aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (27/9/2022). Ia juga melaporkan serangan keempat.

Baca Juga

Terekhov mengatakan infrastruktur kota terkena tembakan dan pihak berwenang sedang bekerja untuk mengembalikan aliran listrik secepat mungkin. Pada 9 September lalu serangan roket ke Kharkiv melukai setidaknya 10 orang. Pejabat Ukraina mengatakan serangan itu balas dendam atas keberhasilan pasukan Ukraina di medan pertempuran melawan Rusia.

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) memperingatkan "konsekuensi yang mengerikan" bila Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Peringatan ini disampaikan usai Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan wilayah Ukraina yang dianeksasi lewat referendum akan mendapatkan perlindungan penuh dari Moskow.

Parlemen Rusia dapat bergerak untuk meresmikan aneksasi wilayah-wilayah itu dalam hitungan hari. Dengan memasukan wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia ke Rusia maka Moskow dapat memperlakukan upaya untuk merebut kembali wilayah-wilayah itu sebagai serangan ke Rusia.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington akan merespon setiap penggunaan nuklir Rusia terhadap Ukraina. Ia memperingatkan "konsekuensi mengerikan" bila Rusia menggunakan senjata nuklir.

"Bila Rusia melewati batas, akan akan konsekuensi mengerikan bagi Rusia, Amerika Serikat akan meresponsnya dengan menyakinkan," kata Sullivan pada program Meet the Press stasiun televisi NBC, Ahad (25/9/2022) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement