Rabu 28 Sep 2022 17:46 WIB

Ketika Dunia Islam Terkesima dengan Keindahan Bunga Tulip

Bunga tulip dan varietasnya kemudian banyak menyebar ke arah Barat melalui Utsmaniyah

Red: Agung Sasongko
Bunga tulip yang mekar di sebuah lapangan di Grevenbroich, Jerman, Senin (13/4). Tumbuhnya bunga tulip tersebut menjadi daya tarik tersendiri di kawasan Rhine di Neuss
Foto: EPA-EFE/SASCHA STEINBACH
Bunga tulip yang mekar di sebuah lapangan di Grevenbroich, Jerman, Senin (13/4). Tumbuhnya bunga tulip tersebut menjadi daya tarik tersendiri di kawasan Rhine di Neuss

REPUBLIKA.CO.ID, Zahiruddin Muhammad bin Omar Sheikh atau lebih dikenali sebagai Babur sangat terkesima dengan keindahan bunga Tulip. Babur adalah pendiri Kekaisaran Mughal di India pada awal abad ke-16. Dia seorang pecinta alam dan pencipta taman.

Pada 1504 M, dia pernah berucap, "Warna bunga tulip banyak menutupi kaki ini. Saya pernah menghitungnya, ada sekitar 32 atau 33 macam. Kami menamakannya mawar yang mewangi, karena aromanya seperti mawar merah."

Baca Juga

Kemudian, Babur mencoba memperkenalkan banyak tanaman ke India yang berasal dari tanah airnya di Uzbekistan serta dari Kashmir. Beberapa di antaranya muncul dalam miniatur Kekaisaran Mughal dan juga menjadi motif dekorasi pada produk sulaman, tekstil, karpet, furnitur, serta produk ukiran dan tatahan.

Bunga tulip dan varietasnya kemudian banyak menyebar ke arah Barat melalui Iran dan Kekaisaran Turki Utsmani. Kala itu, Turki Utsmani memang sangat tertarik dengan bunga dan perkebunan, tepatnya pada abad ke-16. Bunga tulip, eceng gondok, mawar, dan anyelir menjadi favorit pada masa itu.

Bunga tulip dilukiskan secara berulang-ulang pada ubin yang tak terhitung jumlahnya, pada keramik terkenal dari Iznik, lukisan dekoratif di istana, sampul manuskrip dan tekstil mulai dari beludru, sutra hingga syal bersulam. Bahkan, pada abad ke-18, ukiran bermotif bunga tulip menghiasi sepanjang menara masjid yang dibangun di Durres, Albania.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement