Rabu 28 Sep 2022 23:24 WIB

Warga Palu Peringati Empat Tahun Gempa dan Tsunami

Tabur bunga juga dilakukan di atas tanah bekas likuefaksi yang dahsyat.

Red: Ilham Tirta
Foto udara kawasan permukiman terdampak likuefaksi yang telah hijau di Kelurahan Balaroa di Palu, Sulawesi Tengah, September 2022.
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Foto udara kawasan permukiman terdampak likuefaksi yang telah hijau di Kelurahan Balaroa di Palu, Sulawesi Tengah, September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Warga Kota Palu, Sulawesi Tengah memperingati empat tahun bencana dahsyat, gempa, tsunami, dan likuefaksi pada Rabu (28/9/2022). Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mengatakan, peringatan bencana merupakan refleksi untuk bangkit dan menata kehidupan yang lebih baik.

"Jadikan momentum ini sebagai pengingat untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Peristiwa bencana alam 28 September 2018 sudah ketetapan Ilahi," kata Hadianto usai menabur bunga di lokasi eks likuefaksi di Palu, Rabu.

Baca Juga

Ia mengatakan, empat tahun pascagempa, tsunami, dan likuefaksi berlalu harus dijadikan sebagai satu penyemangat untuk bangkit melakukan perbaikan dan perubahan demi masa depan akan datang. Pada situasi seperti ini, kata dia, pihaknya berupaya memberikan perlindungan kepada warga penyintas melalui langkah percepatan penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon).

"Bersedih boleh, tetapi jangan terlalu larut dalam kesedihan, sebab perjalanan masih panjang. Saya meminta kepada masyarakat lebih berbesar hati menerima keadaan ini serta senantiasa bersabar dan berlapang dada," kata Hadianto.

Menurutnya, memperingati empat tahun pascabencana bagian dari mitigasi guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman dan dampak yang ditimbulkan bencana alam. Sebab, Kota Palu merupakan jalur sesar aktif Palu Koro.

Di samping itu, mitigasi juga perlu dikuatkan dengan selalu mengingat sang pencipta, karena apa yang terjadi di dunia ini semua atas kehendaknya. "Sebagai umat beragama patutlah kita memanjatkan doa kepada Allah agar selalu dilindungi dalam beraktivitas," kata Hadianto.

Kegiatan tabur bunga dilakukan Pemkot Palu di tiga tempat, yakni bekas tsunami di Pantai Teluk Palu, lokasi eks likuefaksi Kelurahan Balaro, Kecamatan Palu Barat dan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Kegiatan itu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang menjadi korban jiwa atas bencana alam dahsyat itu.

Pemkot Palu menggelar acara puncak peringatan empat tahun bencana melalui tabligh akbar dan zikir bersama yang juga bagian dari HUT ke-44 Kota Palu. Kegiatan itu berlangsung di ruang terbuka hijau (RTH) Vatulemo, Jalan Balai Kota.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah, ”Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 4)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement