Kamis 29 Sep 2022 15:37 WIB

Sri Mulyani Mengaku Senang Diingatkan Presiden

Presiden ingatkan Menkeu agar berhati-hati dalam pengelolaan keuangan negara.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Keuangan Sri Mulyan.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Keuangan Sri Mulyan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku senang mempunyai Presiden seperti Joko Widodo (Jokowi). Ini karena Presiden tegas meminta pemerintah berhati-hati dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau punya Presiden seperti Pak Jokowi tadi dimana Menkeu diminta berhati-hati (dalam menggunakan APBN), kita senang," katanya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Presiden Jokowi dalam acara yang sama berpesan kepada Sri Mulyani agar APBN 'dieman-eman' atau dijaga dengan hati-hati serta harus produktif dan memunculkan return yang jelas.

Hal tersebut harus dilakukan Sri Mulyani karena hampir seluruh negara saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang lemah, bahkan terkontraksi hingga diperkirakan resesi pada tahun depan.

Sri Mulyani mengatakan pesan Presiden Joko Widodo sangat relevan dengan pemerintah yang sedang berupaya mengoptimalisasi belanja pada kuartal IV tahun 2022.

Mayoritas pemerintah baik daerah dan pusat sampai kini, kata dia, baru membelanjakan anggaran di bawah 60 persen sehingga masih terdapat sisa sebesar 40 persen dari pagu yang harus dikebut hingga akhir tahun ini.

Ia mengakui bahwa kecepatan belanja pemerintah pusat dan daerah masih perlu diperbaiki mengingat sisa pagu yang harus dibelanjakan hingga kini masih tinggi yaitu mencapai sekitar Rp1.770 triliun.

Anggaran belanja sebesar Rp1.770 triliun tersebut meliputi sebesar Rp970 triliun oleh pemerintah pusat dan Rp800 triliun oleh pemerintah daerah. "Jadi you can imagine, 40 persen belanja pemerintah pusat dan daerah akan terkonsentrasi pada tiga bulan terakhir," ujar Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, pesan Presiden Jokowi akan menjadi benteng jika terdapat permintaan anggaran untuk belanja macam-macam atau tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement