Kamis 29 Sep 2022 16:53 WIB

INA dan Lembaga Investasi Global Suntik Modal untuk Traveloka Rp 4,5 Triliun

Founder menyebut modal investasi global bisa mendukung pertumbuhan bisnis Traveloka

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana Traveloka Campus di BSD, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Indonesia Investment Authority (INA) tergabung dalam pendanaan bagi Traveloka senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun. INA telah menandatangani perjanjian penyediaan fasilitas pendanaan ini bersama BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.
Foto: Traveloka
Suasana Traveloka Campus di BSD, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Indonesia Investment Authority (INA) tergabung dalam pendanaan bagi Traveloka senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun. INA telah menandatangani perjanjian penyediaan fasilitas pendanaan ini bersama BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Investment Authority (INA) tergabung dalam pendanaan bagi Traveloka senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun. INA telah menandatangani perjanjian penyediaan fasilitas pendanaan ini bersama BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.

Putaran pendanaan ini telah menarik minat yang signifikan dari sejumlah penyedia modal jangka panjang hingga mengalami kelebihan permintaan dalam transaksi. Pendanaan ini disebut akan mendukung pertumbuhan ekosistem digital di sektor perjalanan dan memungkinkan perusahaan tumbuh lebih jauh.

CEO INA, Ridha Wirakusumah melihat, pandemi telah mempercepat transformasi digital. Perubahan perilaku pelanggan ditambah dengan layanan teknologi inovatif, mencerminkan bagaimana digitalisasi dapat membantu mendorong pemulihan ekonomi.

Ridha menilai, agen perjalanan online (OTA) berperan penting dalam mendukung sektor perjalanan, bahkan telah mengubah lanskap industri selama pandemi Covid-19. "Peran OTA dalam pemesanan bruto pariwisata Indonesia saat ini meningkat dari 24 persen sebelum pandemi, menjadi 33 persen pada 2021, dengan harapan mencapai 36 persen pada 2024," kata Ridha dalam keterangannya, Kamis (29/9).

Ridha mengatakan, bergabungnya INA dalam pendanaan ini sejalan dengan misi INA untuk menciptakan kemakmuran bagi Indonesia dalam jangka panjang, dengan meletakkan dasar bagi ekosistem digital yang berkelanjutan, termasuk infrastruktur digital, layanan digital, dan platform digital. Menurutnya, ekosistem ini akan sangat membantu mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

"Kami percaya Traveloka adalah champion nasional dan regional Indonesia serta merupakan katalis utama menuju digitalisasi perjalanan dan akomodasi di Indonesia dan kawasan. Kami percaya investasi bersama ini dapat memungkinkan Traveloka untuk memperdalam kepemimpinannya dan menciptakan nilai bagi seluruh ekosistem perjalanan," tutur Ridha.

Head Asian Private Credit dari BlackRock, Celia Yan, menilai Traveloka adalah pemimpin yang kuat di bidang perjalanan online di Asia Tenggara, kawasan yang telah menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di dunia. Hal tersebut menjadi alasan bagi BlackRock turut serta dalam pendanaan. 

"Kami sangat senang menjadi investor utama transaksi pendanaan ini sebagai bagian dari strategi kredit privat khusus kami untuk mendukung pertumbuhan bisnis Traveloka," kata Celia.

CEO dan Co-founder Traveloka, Ferry Unardi mengatakan pendanaan ini memberi kesempatan bagi Traveloka untuk memperkuat neraca. Pendanaan ini juga memungkinkan Traveloka untuk terus fokus pada bisnis utama sekaligus membangun bisnis masa depan.

"Kami sangat senang dengan bergabungnya INA, BlackRock, Allianz Global Investors, Orion, dan lainnya ke dalam kelompok investor yang memiliki komitmen yang sama dan yakin pada visi kami untuk memenuhi aspirasi perjalanan dan gaya hidup pengguna kami. Bisnis kami terus mengalami peningkatan dan industri pariwisata kembali bangkit dari pandemi," ujar Ferry.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

(QS. Al-Qasas ayat 82)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement