Kamis 29 Sep 2022 17:09 WIB

Lika-liku Membeli Properti di Era Digital

Saluran promosi konvensional, seperti pameran dan billboard tetap memainkan peranan signifikan.

Rep: Vidita/ Red: Partner
.
Foto: network /Vidita
.

Stockvault/Mohammed Hassan
Stockvault/Mohammed Hassan

Masa pandemi dan pergeseran digitalisasi, membawa perubahan besar pada pasar properti di Tanah Air. Saat ini, para calon pembeli properti makin tak ragu untuk membeli rumah berbekal beragam informasi dari internet dan media sosial.

Menurut Commercial Director Lamudi.co.id, Yoga Priyautama, bergelut di industri proptech atau teknologi properti, Lamudi mengadopsi teknologi digital, seperti big data untuk memastikan strategi pemasaran yang tepat sasaran. "Dengan big data, maka semua strategi pemasaran dan penjualan mitra eksklusif Lamudi.co.id bisa langsung disesuaikan dengan calon pembeli properti yang ditargetkan," ujar Yoga dalam acara penandatanganan kerjasama Lamudi.co.id dan Intiland, di Jakarta, Kamis (29/9).

Menurutnya, saat ini pasar properti Indobesia tengah diramaikan oleh para next gen properti buyer. Mayoritas mereka, kata Yoga, adalah pembeli properti pertama, yang berusia 25 hingga 44 tahun.

Mereka juga terbiasa mencari berbagai informasi, terkait informasi dimana lokasi yang strategis, rentang harga, kemudian akan disusun kembali proyek-proyek apa saja yang menarik minat mereka. Dengan customer journey seperti itu, Yoga mengingatkan, pentingnya memperbanyak edukasi terkait pembelian rumah bagi para pembeli rumah pertama ini.

Stockvault/Mohammed Hassan
Stockvault/Mohammed Hassan

Salah satu cara yang dapat digunakan, adalah dengan memilih platform pencarian properti yang berfokus pada edukasi ke konsumen. "Saat ini, masih banyak konsumen yang mungkin masih bingung bagaimana mendapatkan KPR, cicilannya seperti apa, apakah mereka feasible untuk mendapat KPR, dan sebagainya," ungkap Yoga.

Di sinilah peranan teknologi big data bisa memainkan peranan yang penting, yakni dalam financial profiling. Di sisi lain, ternyata jalur penjualan konvensional, seperti pameran, event, atau billboard, ternyata masih tetap berperan penting dalam dunia properti.

Hal ini disampaikan Business Development Director PT Intiland Development Tbk, Permadi Indra Yoga, dalam kesempatan yang sama. Menurutnya, di tengah arus digitalisasi, masing-masing proyek memiliki cara dan strategi pemasarannya tersendiri.

Semuanya, bergantung pada berbagai faktor, seperti wilayah lokasi proyek yanga kan dipasarkan, rentang harga properti, hingga jangka waktu cicilan yang diberikan. Masing-masing faktor, kata Yoga, akan menimbulkan strategi marketing yang berbeda pula.

"Saat ini, tak semua hanya bergantung pada daring. Yang terpenting adalah bagaimana konsumen mengambil keputusan berdasar informasi yang memadai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement