Masyarakat Indonesia Diajak Atasi Obesitas

Red: Fernan Rahadi

Konferesi pers penandatanganan kerja sama The Aesthetics Skin dengan Kimia Farma Diagnostika, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Konferesi pers penandatanganan kerja sama The Aesthetics Skin dengan Kimia Farma Diagnostika, Jakarta, Kamis (29/9/2022). | Foto: dokpri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas tak lagi bisa dianggap remeh. Data Kementerian Kesehatan RI pada awal 2022 menyatakan satu dari tiga orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.

Menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat menjadi cara paling sederhana untuk menanggulangi isu obesitas ini. Namun harus diakui pada banyak kasus, perlu penanganan yang lebih terarah dengan bantuan dari pihak profesional. Sayangnya, pelayanan seperti ini seringkali membutuhkan biaya besar. Tak heran jika banyak penderita obesitas mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi obat-obatan tanpa pengawasan. Alhasil, hal tersebut justru memunculkan penyakit berbahaya lainnya.

The Aesthetics Skin dan Kimia Farma Diagnostika menjalin kerja sama untuk mengatasi obesitas pada masyarakat. Founder The Aesthetics Skin, Ariana Suryadewi Soejanto memandang kerja sama ini penting untuk memberi pesan bahwa pengobatan obesitas itu tidaklah khusus hanya bagi kalangan atas karena berlabel sangat mahal.

"Keberadaan Kimia Farma Diagnostika yang sangat dekat dengan masyarakat kalangan menengah ini dapat menjadi jawaban bagi isu obesitas di wilayah tersebut," ujar Ariana dalam konferesi pers penandatanganan kerja sama The Aesthetics Skin dengan Kimia Farma Diagnostika, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

"Dengan kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih, bukan berarti masyarakat jadi abai pada kesehatan, terlebih obesitas yang seringkali tidak dipandang penting untuk segera diatasi," katanya menambahkan.

Ketekunan pemerintah dan kepatuhan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan telah terbukti mampu meredakan pandemi Covid-19 pada tahun ketiga kemunculannya di Indonesia. Berbeda dengan obesitas yang justru meningkat terus menerus meski anjuran menjalankan pola makan dan hidup sehat juga tak kalah kencang bergaung.

Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Ardhy Nugrahanto Wokas menegaskan komitmennya pada pembangunan masyarakat yang sehat di Indonesia. "Kehadiran kami di masyarakat salah satunya memastikan masyarakat memperoleh akses ke obat-obatan yang aman dan memang tepat sesuai dengan kebutuhan isu kesehatan yang memang sangat dibutuhkan di lingkungan-lingkungan tersebut," kata Ardhy.

"Meski banyak yang sudah mengetahui bahwa obesitas dapat memicu masalah kesehatan lainnya yang lebih parah, namun hingga kini, masyarakat belum sepenuhnya menaruh perhatian pada isu ini," ujarnya menambahkan. "Padahal, nantinya, obesitas akan membawa dampak buruk pada perekonomian keluarga kala sudah berimbas pada kemunculan penyakit berbahaya lainnya," katanya.

 

Terkait


Tiga Kondisi Kesehatan yang Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Covid-19

Enam Kelompok Orang yang Disarankan tak Makan Daging Merah

Nggak Mau Penyakitan? Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak

Konsumsi Gula Berlebih, Waspadai Risikonya

Mengapa Usia Penderita Serangan Jantung di Indonesia Lebih Muda dari AS-Eropa?

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark