Jumat 30 Sep 2022 10:02 WIB

Jurus Baru Kenalkan Calistung untuk Anak PAUD

Pengenalan terhadap calistung lebih kepada logika dasar dan kecintaan kepada literasi

Red: A.Syalaby Ichsan
Anak-anak menari saat kegiatan bertajuk Jambore Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (14/0/2022). Jambore PAUD yang diikuti oleh 770 siswa dan 270 tenaga pendidik tersebut guna memaksimalkan tumbuh kembang anak sekaligus membentuk karakter pada masa Golden Age.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Anak-anak menari saat kegiatan bertajuk Jambore Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (14/0/2022). Jambore PAUD yang diikuti oleh 770 siswa dan 270 tenaga pendidik tersebut guna memaksimalkan tumbuh kembang anak sekaligus membentuk karakter pada masa Golden Age.

Oleh : Rosaline Septia Triastuti, S.Pd.AUD (Kepala sekolah TK Negeri 1 Simpang Rimba Kec.Simpang Rimba Kab. Bangka selatan Prov.Bangka Belitung)

REPUBLIKA.CO.ID, Calistung anak usia dini masih menjadi topik yang sangat menarik di kalangan orang tua karena selalu memantik pro dan kontra. Orang tua yang kontra calistung diterapkan dalam PAUD berpendapat bahwa memprioritaskan pendidikan karakter jauh lebih penting dibanding memaksa anak untuk belajar menulis,membaca dan berhitung. Di sisi lain, orang tua yang pro adanya calistung pada AUD, berpendapat itu merupakan salah satu syarat untuk bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu sekolah dasar.

Terkait pro dan kontra anak usia dini dengan kemampuan baca-tulis-menghitung (calistung) ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pernah ikut menyinggung  di laman resminya. Kemendikbud menyampaikan agar pendidikan karakter menjadi hal yang diprioritaskan dalam mendidik anak usia dini bukan  pelajaran calistung.

"PAUD itu filosofinya adalah tempat bermain. Sekolah Dasar tidak boleh mengadakan tes calistung bagi anak TK. Pendidikan di Lembaga PAUD bukan untuk mengajarkan calistung saja namun lebih kepada pembentukan karakter,”ujar Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi, dalam dialog dengan Bunda PAUD se-Sulawesi selatan di Makasar, Susel dikutip dari laman Kemendikbud.

Salah seorang psikolog yang telah lama berkecipung di dunia Pendidikan Anak Usia Dini Monika Aprianna kepada Theasianparent menyatakan membaca,menulis, dan berhitung merupakan salah satu bentuk literasi dasar yang memang perlu diperkenalkan sejak dini. Namun ia juga menekankan pengenalannya bukan hanya tentang keterampilan membaca atau berhitungnya tetapi lebih kepada logika dasar dan kecintaan terhadap literasi. Monika Aprianna lebih lanjut menerangkan, stimulasi atau pengajaran literasi tersebut dilakukan dengan cara bermain dengan suasana gembira dan sesuai minat anak. https://id.theasianparent.com /calistung-anak-usia-dini) (16/09/2022).

Pengalaman saya selama kurang lebih hampir 19 Tahun berkecipung di dunia PAUD, polemik pro kontra orang tua tentang calistung di TK masih  belum teratasi dengan baik sampai sekarang. Calistung yang tepat bagi anak usia dini dapat dikenalkan dengan cara pengenalan huruf dan angka. Pengenalan huruf dan angka  ini bisa disampaikan dengan cara yang beragam.

Dengan kegiatan belajar melalui bermain yang menyenangkan tentu akan lebih mudah diikuti oleh anak-anak TK. Saat mengenalkan huruf ajak anak untuk melakukan bermain lewat gerak dan lagu. Pengenalan angka juga dapat dikenalkan kepada anak dengan berhitung. Misalkan Berikan kegiatan seperti menghitung jumlah benda yang terdapat di ruangan. Untuk membuatnya lebih menarik, pengenalan angka bisa juga disampaikan dengan gambar.

Berikan gambar benda tertentu dengan jumlah yang berbeda-beda, ajak anak bermain melalui menghitung jumlah masing-masing gambar /benda. Pengenalan membaca, dapat dikenalkan kepada anak dengan pengenalan huruf alfabet, yaitu  huruf konsonan dan vokal. Pengenalan huruf konsonan dan vokal ini merupakan bagian dari kegiatan belajar mengeja dan membaca. Pengenalan membaca dasar dapat juga dikenalkan dengan cara bernyanyi dengan nada atau lagu, bisa juga dengan gambar-gambar menarik yang ada tulisannya.

https://tanyadin.com/cakupan-materi-calistung-tk-dan-metode-pengajaran-yang-diterapkan  @ 2022 Tanyadin.com 14/09/2022 (17:39)

 Memahami  pengenalan calistung yang sesuai untuk anak usia dini guru atau orang tua harus mengetahui caranya dengan apa dan bagaimana? Dengan membaca buku, membaca artikel-artikel di sosial media, serta hadir pada kegiatan parenting yang mengundang psikolog anak, dari situ kita akan mengetahui bagaimana cara  mengenalkan  calistung yang tepat bagi anak usia dini.

Calistung yang dikenalkan sifatnya tidak memaksa, aktif serta melibatkan semua anggota tubuh anak, seperti melakukan gerakan, merasakan, menyentuh dan lain-lain. Kita juga dapat mengenalkan calistung dengan memanfaatkan barang-barang bekas, limbah rumah tangga seperti kardus berkas, kalender bekas di gunting membentuk huruf-huruf atau angka-angka.

Memanfaatkan Label produk makanan, pasir, batu, kerang, bumbu-bumbu dapur (cabe,bawang)dll. Calistung dapat juga dikenalkan melalui literasi seperti becerita, mendongeng, bercakap-cakap story tellimg. Hal yang terpenting dari kemampuan anak menguasai calistung ini adalah kematangan dari motorik kasar (Gerakan tubuh) dan motorik halus (kekuatan otot-otot jari tangan dengan koordinasi mata). Agar perkembangan anak menjadi optimal. Selalu berikan stimulasi yang baik dari berbagai aspek perkembangan anak usia dini (Nilai moral agama,Bahasa,sosial emosional,fisik, kognitif, seni).

Calistung!.....kapan sebaiknya anak-anak usia dini diajarkan calistung? Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai kapan waktu idealnya seorang anak belajar menulis,baca dan hitung di masa tumbuh kembangnya. Profesor Pendidikan literasi University of sascatchewan, kanada Bev Benna menyebutkan tidak ada usia spesifik kapan anak usia dini harus mulai belajar membaca.

photo
Melihat masih banyaknya anak usia PAUD dan SD kelas awal yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) dengan baik maka Rumah Zakat melalui fasilitator desa berdaya Dibal Boyolali menghadirkan bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung. - (istimewa)

Bev menerangkan bahwa otak manusia tidak secara alami terprogram otomatis untuk membaca,berbeda dari mendengar dan berbicara. Berbeda pendapat dengan Carol Leroy Direktur pusat membaca dan bahasa dari University of Alberta Kanada. Carol menuturkan bahwa usia ideal anak untuk belajar adalah sekitar 6 tahun.

Ia menekankan bahwa kesadran literasi merupakan proses yang gradual yang dimulai sejak bayi masih bermain dan dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Senada dengan Carol Dokter dan pakar perkembangan anak Susan R Jhonson merekomendasikan agar membaca sebaiknya diajarkan kala anak sudah siap secar fisik dan neurologis. Yaitu Ketika perkembangan syaraf otak sudah matang menerima materi belajar membaca.

Hal ini umumnya terjadi pada usia 7 tahun. Mengacu pada laman Kesehatan Web MD. Anak-anak mungkin mulai boleh belajar membaca,menulis dan meghitung pada usia 6 tahun. https://id.theasianparent.com /calistung-anak-usia-dini) (16/09/2022)

Selanjutnya calistung yang diajarkan atau dikenalkan guru dengan cara yang tepat dan menyenangkan akan membuat tumbuh kembang anak berkembang secara optimal. Ada beberapa cara yang saya lakukan di lembaga saya, bagaimana cara mengenalkan calistung dengan tepat.

 

Saya Bersama rekan guru membuat kegiatan pembelajaran setiap hari tetap mengenalkan calistung dengan cara yang menyenangkan. Kami selalu mengajak anak-anak belajar di luar ruangan atau di luar kelas. Media yang kami siapkan adalah benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah kita. Seperti daun-daun,batu, biji buah sawit,rambutan,pasir dan lain-lain.

Sebelum memulai kegiatan belajar saya bersama guru-guru melakukan meeting morning di halaman di depan kelas, kami secara bergantian melakukan apersepsi kepada anak didik kami dengan melakukan gerak dan lagu, bernyanyi mengenalkan huruf dan angka. Deklamasi sesuai tema, permainan pengenalan huruf atau angka dengan gerakan tubuh dan memakai alat peraga seperti topi yang di tulis huruf atau angka. Hal ini kami lakukan untuk membuat anak menjadi senang dan semangat untuk belajar.

Di Lembaga saya TK Negeri 1 Simpang Rimba Kec.Simpang Rimba Kab.Bangka Selatan Prov. Bangka Belitung di awal tahun pelajaran, sebagai kepala sekolah saya sudah melakukan sosialisasi dengan orang tua murid tentang kegiatan pembelajaran yang sudah saya buat dan rancang bersama rekan guru.

Dimulai dari membuat kurikulum, merancang kegiatan pembelajaran seperti membuat program tahunan, semesteran mingguan,harian. Saya juga menjelaskan kepada orang tua murid tentang kegiatan-kegiatan  belajar yang bagaimana biasa kami berikan kepada anak didik kami. Mengenai pengenalan calistung yang tepat tanpa memaksa. Sosialisasi yang saya lakukan di awal tahun pelajaran mulai dimengerti oleh orang tua murid. Kami selalu melibatkan orang tua di setiap kegiatan pembelajaran di sekolah.

Dari pengetahuan yang sudah mereka dapat di sekolah, akhirnya terbuka wawasan mereka menjadi mengerti mengenalkan calistung dengan tepat di rumah mereka masing-masing. Mereka mulai terbiasa membuat alat peraga yang mereka buat dari bahan limbah rumah tangga, yang dapat mereka gunakan untuk mengajar anak mereka belajar calistung di rumah.

Alhamdulillah, pengenalan calistung yang tepat dapat kami terapkan di sekolah dan rumah orang tua masing-masing. Sekolah dan orang tua dapat bersinergi membangun sekolah supaya lebih maju. Kami yakin dengan kerja sama yang baik maka akan tercipta sekolah yang unggul dan anak-anak hebat, berkarakter dan bertakwa. Sehingga ditingkat selanjutnya nanti anak-anak didik kami dapat bertanggung jawab, mandiri tanpa merasa terbebani ketika ia sedang belajar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement