Jumat 30 Sep 2022 11:55 WIB

Didukung Pertumbuhan Portofolio Menara, Prospek Mitratel Dinilai Menarik

Semester pertama emiten bersandi saham MTEL ini tercatat memiliki 28.787 menara

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Gita Amanda
 PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dinilai memiliki prospek kinerja yang menarik. (ilustrasi)
Foto: Telkom
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dinilai memiliki prospek kinerja yang menarik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dinilai memiliki prospek kinerja yang menarik. Analis Mirae Asset Sekuritas Jennifer A Harjono mengatakan, prospek tersebut didukung pertumbuhan portofolio menara Persereroan terutama di luar Pulau Jawa.

Pada Semester pertama 2022, emiten bersandi saham MTEL ini tercatat memiliki 28.787 menara dan 15.113 penyewa kolokasi dengan menghasilkan tenancy ratio 1,52x. Secara geografis, 42 persen portofolio menara MTEL berada di Pulau Jawa, sedangkan sisanya berada di luar Pulau Jawa.

Baca Juga

"Saat ini, operator jaringan seluler atau mobile network operators (MNO) sedang memperluas jangkauan mereka di eks-Jawa, yang menurut pandangan kami akan mendorong pertumbuhan portofolio menara eks-Jawa," kata Jennifer dikutip pada Jumat (30/9/2022).

MTEL menargetkan tenancy ratio 1,48x hingga akhir tahun menyusul penambahan 7.000 menara dan 2.500 kolokasi baru. MTEL bertujuan untuk mengembangkan portofolio infrastruktur digital lengkap untuk mengantisipasi peluncuran 5G.

Selain itu, manajemen menargetkan pertumbuhan dua digit tahun ini dengan pendapatan tumbuh 12 persen YoY dan EBITDA tumbuh 15 persen YoY. Pada semester pertama 2022, MTEL membukukan pendapatan sebesar Rp 3,7 triliun atau tumbun 15,5 persen YoY.

Peningkatan pendapatan tersebut didukung oleh pertumbuhan portofolio menara dan kolokasi. EBITDA tumbuh 16,6 persen menjadi Rp 2,9 triliun pada semester pertama 2022. Sementara laba bersih tumbuh 27,2 persen YoY menjadi Rp 891,5 miliar pada semester pertama 2022.

Jennifer melihat MTEL menawarkan prospek yang menari. Menurutnya, MTEL memiliki rencana ekspansi yang jelas yaitu untuk beralih dari towerco menjadi infraco. Meningkatnya permintaan untuk edge computing, serta penambahan kolokasi dan serat optik yang agresif disebut menjadi katalis positif bagi MTEL.

Saham MTEL saat ini perdagangankan dikisaran 715-735, jauh di bawah harga saat penawaran umum perdana atau Initiap Public Offering (IPO) yang dipatok 800. Berdasarkan RTI, sejak awal tahun, saham MTEL telah terkoreksi sebesar 13,25 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement