Jumat 30 Sep 2022 17:36 WIB

Didukung BPKH, Bank Muamalat Genjot Pembiayaan

Khusus untuk korporasi, Muamalat menargetkan penyaluran kreditnya mencapai Rp 1,8 T.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
ilustrasi:ekonomi syariah - Gedung Bank Muamalat
Foto: Republika/Prayogi
ilustrasi:ekonomi syariah - Gedung Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mulai menggenjot penyaluran pembiayaan setelah masuknya Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai investor baru pada awal tahun ini. Per 30 Juni 2022, total pembiayaan Bank Muamalat secara bankwide tercatat Rp 18,9 triliun.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan, Bank Muamalat menargetkan porsi pembiayaan untuk korporasi dan retail masing-masing sebesar 50 persen. Untuk korporasi, Bank Muamalat akan fokus menyasar pembiayaana ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Baca Juga

"Kita mentargetkan segmen korporasi yang aman seperti BUMN, blue chip, serta memiliki rating triple A," jelas Achmad, Jumat (30/9/2022).

Achmad mengakui, saat ini Bank Muamalat belum bisa agresif dalam menyalurkan pembiayaan. Khusus untuk korporasi, Achmad menargetkan penyaluran kreditnya bisa mencapai Rp 1,8 triliun dari total fasilitas pembiayaan sekitar Rp 3,5 triliun.

Sementara untuk pembiayaan ke sektor retail, Achmad menambahkan, Bank Muamalat akan fokus menyasar segmen ekosistem halal seperti haji dan umroh. Achmad melihat, segmen ini sangat potensial terutama setelah BPKH menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat. 

Achmad melihat, pembiayaan Bank Muamalat tahun ini sudah membaik dibandingkan tahun lalu. Dia berharap, tahun depan bisa lebih agresif menyalurkan pembiayaan didukung infrastruktur Bank Muamalat yang lebih siap serta situasi ekonomi yang lebih kondusif. 

"Dengan reorganisasi yang kita bangun dan modal cukup tidak ada alasan untuk tidak tumbuh lebih cepat," kata Achmad. 

Achmad mengakui, selama dua hingga tiga tahun pertama ini kinerja Bank Muamalat masih mengandalkan hasil recovery. Namun, setelah itu kinerja akan didorong dari margin income akibat dari pembiayaan. Menurut Achmad, fee based income pun saat ini mulai meningkat karena sudah adanya kepercayaan dari masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement