Sabtu 01 Oct 2022 17:39 WIB

Investor Malaysia Jajaki Ekspor Budidaya Udang dari Sumbawa

Gubernur NTB sebut Sumbawa daerah nomor satu budidaya udang di Indonesia

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga melihat tambak udang Vaname di Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, NTB. Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mendukung rencana investor asal Malaysia yang ingin menjajaki ekspor hasil budidaya udang di Pulau Sumbawa.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Warga melihat tambak udang Vaname di Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, NTB. Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mendukung rencana investor asal Malaysia yang ingin menjajaki ekspor hasil budidaya udang di Pulau Sumbawa.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah mendukung rencana investor asal Malaysia yang ingin menjajaki ekspor hasil budidaya udang di Pulau Sumbawa.

"Saya tahu tidak mudah untuk mengakses daerah tersebut sehingga apapun yang dibutuhkan dalam pengembangan budidaya ini, kami jamin untuk siap membantu," ujarnya disela-sela menerima investor asal Malaysia dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Sabtu (1/10/2022).

Zulkieflimansyah mengatakan Sumbawa adalah wilayah nomor satu penghasil udang terbesar di seluruh Indonesia, sehingga potensi daerah ini sangat besar jika pengembangan budidaya udang dilakukan hingga tahap ekspor karena dapat membantu perekonomian daerah hingga kemajuan industrialisasi.

"Selama rencana bisnis ini masuk akal, kami (Pemprov NTB, red) akan selalu terbuka untuk itu," ucap Bang Zul sapaan akrabnya.

Salah satu investor asal Malaysia, Steven menilai Sumbawa merupakan tempat yang bagus dan strategis untuk digunakan sebagai pemberdayaan ekspor udang dan tentunya akan memberikan keuntungan bagi pemerintah setempat.

"Kami sudah mengidentifikasi lokasinya. Kami punya lahan seluas 18 hektar di Sumbawa dan sebagian akan digunakan untuk tambak udang termasuk fasilitas yang akan digunakan untuk ekspor. Rencananya produksi akan kita buat dekat lahan pembibitan-nya jadi masih segar," ujarnya.

Steven berpendapat bahwa dari hasil research bersama KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dua tahun lalu, produksi udang di Indonesia sangat besar tapi kualitasnya masih sangat buruk.

"Kami ingin mengatasi masalah tersebut, dari segi transportasi-nya, pemberian protein yang baik dan segala sesuatu yang sudah kita bahas dua tahun yang lalu kedepannya kita bisa ekspor sampai ke Singapura," katanya.

Steven juga berharap dengan rencana investasi sebesar 500 juta US Dollar, pemerintah daerah dapat menjamin bahwa proses perencanaan ini terhindar dari adanya sabotase atau mafia dibalik petani udang-nya nanti.

Konsultan Hukum dan Investor Lawyer, Mahfud, mengatakan bahwa investor dari Malaysia ini datang untuk mengembangkan budidaya udang dari hilir ke hulu.

"Jadi proses mulai dari pembibitan hingga di ekspor-nya nanti mereka yang tangani. Untuk pembibitan udang sudah mulai berjalan tinggal ekspor-nya saja, kita harap selanjutnya bisa berkembang ke perikanan secara keseluruhan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement