Sabtu 01 Oct 2022 20:20 WIB

Gubernur Jateng: Kampung Batik Jadi Alternatif Wisata Dalam Negeri

Kampung Batik Kauman memiliki kurang lebih 1.000 desain batik

Red: Nur Aini
Produksi batik di Kampung Batik Laweyan, Solo. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut kampung batik bisa menjadi salah satu alternatif objek wisata dalam negeri di tengah imbauan pemerintah untuk tidak perlu melakukan perjalanan liburan ke luar negeri.
Foto: Antara
Produksi batik di Kampung Batik Laweyan, Solo. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut kampung batik bisa menjadi salah satu alternatif objek wisata dalam negeri di tengah imbauan pemerintah untuk tidak perlu melakukan perjalanan liburan ke luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut kampung batik bisa menjadi salah satu alternatif objek wisata dalam negeri di tengah imbauan pemerintah untuk tidak perlu melakukan perjalanan liburan ke luar negeri.

"Kemarin seluruh kepala daerah dikumpulkan pak presiden, kita dalam situasi kondisi dunia yang tidak baik. Kalau kemarin dikaitkan dengan pak presiden, tidak usah piknik ke luar negeri, ke dalam negeri saja. Maka ini merupakan destinasi wisata yang sangat bagus," katanya saat mengunjungi Kampung Batik Kauman Solo, Sabtu (1/10/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan di Kampung Batik Kauman ini menarik karena ada kurang lebih 1.000 desain batik mulai yang dari yang kuno hingga modern.

"Dan ini ditampilkan, kita kemudian mengingat kejayaan batik pada masa-masa silam, hari ini masih bisa kita lihat," katanya.

Apalagi, dikatakannya, saat ini banyak orang dari luar daerah yang datang ke Solo khusus untuk belajar batik. Dengan demikian, ada pengalaman menarik yang bisa mereka peroleh.

"Orang tidak hanya membeli batik tetapi juga belajar batik, ada pengalaman, ada workshopnya di sini. Tentu saja orang punya banyak pilihan batik dengan filosofi yang sangat dalam, sangat khas," katanya.

Selain itu, dikatakannya, saat ini bisnis batik di Solo juga sudah lebih baik jika dibandingkan dengan masa pandemi Covid-19. Dari dialog yang dilakukannya dengan pelaku usaha, menurut dia saat ini kondisi bisnis batik sudah membaik sekitar 70 persen dibandingkan saat pandemi Covid-19.

Ia menambahkan untuk lebih memoles Kampung Batik Kauman, perlu dilakukan berbagai macam inovasi.

"Ya inovasinya harus macam-macam, ada kafe kopinya. Jadi belanja batik bisa nongkrong dulu sambil ke kafe. Tinggal ditata maka orang akan berbondong-bondong ke sini, bagus sekali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement