Sabtu 01 Oct 2022 23:26 WIB

Gelombang Tinggi, Wisatawan Diimbau tak Berenang di Pantai Banten pada Akhir Pekan

BMKG merilis ketinggian gelombang di Perairan Samudra Hindia pada Ahad (2/10/2022).

Red: Qommarria Rostanti
Wisatawan diimbau diimbau tidak berenang di Pantai Panten sebab BMKG memperkirakan gelombang tinggi. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Wisatawan diimbau diimbau tidak berenang di Pantai Panten sebab BMKG memperkirakan gelombang tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengimbau wisatawan yang mengisi liburan akhir pekan di pantai selatan daerah itu tidak berenang untuk mencegah kecelakaan laut.

"Kami minta wisatawan dapat mematuhi imbauan agar tidak berenang di pesisir pantai," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, di Lebak, Sabtu (1/10/2022).

Baca Juga

Para wisatawan yang mengisi liburan akhir pekan kebanyakan rombongan dan anggota keluarga ke sejumlah objek wisata pantai selatan itu umumnya dari daerah di Provinsi Banten juga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Mereka memilih ke pesisir pantai selatan Banten, karena panorama alamnya yang asri dan alami serta deburan ombak cukup besar disertai tiupan angin kencang.

Dengan demikian, BPBD Lebak memperingatkan imbauan setelah BMKG merilis ketinggian gelombang di Perairan Samudra Hindia pada Ahad (2/10/2022) berpeluang 2,5-4,0 meter dan berbahaya jika wisatawan berenang di pantai pesisir selatan Banten. BPBD Lebak telah menyampaikan informasi tersebut kepada pengelola wisata, penginapan, relawan, nelayan, pokdarwis, Koramil, Polsek, pengelola TPI, dan pihak lainnya.

Penyampaian peringatan itu agar wisatawan yang berkunjung ke pesisir pantai selatan Banten mulai Pantai Bagedur, Tanjung Panto, Binuangeun, Suka Hujan, Cihara, Panggarangan, Bayah, Pulomanuk, dan Sawarna tidak berenang guna mencegah kecelakaan laut. "Kami sepanjang tahun ini sudah menerima laporan tiga wisatawan di pesisir pantai selatan Banten yang menjadi korban kecelakaan laut hingga meninggal akibat terseret gelombang tinggi. Dari tiga korban itu dua di antaranya warga Pandeglang," katanya.

Pelaku pelayaran dan nelayan diminta agar waspada jika melaut, karena gelombang 4.0 meter cukup membahayakan khususnya perahu kincang, di mana perahu kincang dengan panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter tidak kuat menahan ombak setinggi empat meter. "Kami belum lama ini seorang nelayan Binuangeun mengalami kecelakaan akibat perahunya tersapu gelombang hingga tiga nelayan terjatuh dan dua selamat, namun seorang meninggal," demikian Febby Rizky Pratama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement