Senin 03 Oct 2022 08:47 WIB

RSUI Gelar Seminar Bicara Sehat Bertajuk Jangan Maklum dengan Pikun, Ini Langkah Pencegahannya

Seminar awam Bicara Sehat kali ini diselenggarakan spesial memperingati Bulan Alzheimer Sedunia (World Alzheimers Month 2022).

Rep: ruzdy nurdiansyah/ Red: Partner
.
Foto: network /ruzdy nurdiansyah
.

ruzka.republika.co.id--RSUI kembali menggelar seminar awam dengan tajuk utama Jangan Maklum dengan Pikun yang bekerja sama dengan Alzheimer’s Indonesia (ALZI) Chapter Depok.

Seminar awam Bicara Sehat kali ini diselenggarakan spesial memperingati Bulan Alzheimer Sedunia (World Alzheimer’s Month 2022).

Acara yang diselenggarakan secara daring dan luring ini diikuti oleh peserta umum dan relawan ALZI Chapter Depok.Seminar ini dimoderatori dr. Wahyu Ika Wardhani, M.Biomed, M.Gizi, Sp.GK(K) yang merupakan Dokter Spesialis Klinik RSUI.

Acara diawali dengan dilakukannya senam otak, PHBS dan cerdik yang dipimpin oleh Ibu Ida, salah satu relawan ALZI Chapter Depok dan tim.

Diakhir senam, mereka melakukan senam dengan diiringi lagu Berkibarlah Benderaku yang bertujuan untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Narasumber pertama dalam Seminar Bicara Sehat ini yakni dr Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S(K), Ph.D yang merupakan seorang Dokter Spesialis Saraf di RSUI.

Dokter Pukovisa membawakan materi dengan tema “Demensia, Lalu Bagaimana?”. Dokter Pukovisa mengawali materi dengan mengenalkan Formula 4-4-2 kepada peserta, yaitu suatu istilah untuk persyaratan otak tetap sehat. Formula 4-4-2 terdiri dari Kiper (Modal awal yaitu berupa otak), Bek (4 Bebas Pengganggu yaitu 4 hal yang yang dapat mengganggu kesehatan otak di antaranya, Zat neurotoksik dan adiktif, penyakit karidovaskular dan neurotoksik, pengalaman yang merusak otak, serta penyakit otak).

Gelandang (4 Bahan Baku Optimal yaitu 4 hal yang dapat menjaga kesehatan otak di antaranya, Nutrisi, Istirahat yang cukup, Olahraga dan aktivitas seni, serta koleksi memori yang bernilai), serta Penyerang (2 Karakter Mulia yaitu berupa kecerdasan dan kreativitas).

Dokter Pukovisa menjelaskan bahwa pikun juga bisa menyerang orang yang masih berusia muda. Biasanya terjadi akibat trauma otak setelah kecelakaan, penggunaan NAPZA, atau akibat HIV. Dokter Pukovisa juga membuat singkatan “LALILULELO” untuk mempermudah peserta dalam mengenal gejala dini pikun/demensia, yang memiliki arti Labil, Linglung, Lupa, Lemot, dan Logika menurun.

Selain itu juga memberikan beberapa strategi untuk menanggulangi pikun, diantaranya menerapkan formula 4-4-2, melakukan deteksi dini demensia, jangan termakan isu hoax, dan sebaiknya langsung mengkonsultasikannya kepada dokter yang ahli.

Lebih lanjut, dokter Pukovisa juga mengenalkan aplikasi e-Memory Screening (EMS) yang dapat didownload melalui Google Play Store atau App Store. Aplikasi ini dibuat oleh PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) yang berisi artikel-artikel edukasi seputar demensia, skrining demensia, serta daftar nama rumah sakit dan dokter spesialis neurologis terdekat.

"Saya berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan lupa serta aktif melakukan deteksi dini keluhan lupa, lupa dapat ditangani ahli, semakin dini semakin baik," terangnya.

Narasumber kedua yaitu Ns. Hesti Rahayu, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.M.B yakni seorang Ners RSUI. Ners Hesti membawakan materi dengan tema “Peran Caregiver dalam Penanganan Orang dengan Demensia”. Dikesempatan kedua ini, Ns. Hesti menjelaskan sampai dengan tahun 2050 diperkirakan ada peningkatan jumlah penderita demensia.

Ns. Hesti mengatakan “setiap 3 detik, 1 orang di dunia terdiagnosa demensia”. Proyeksi jumlah penderita demensia di Indonesia sendiri, lansia Wanita memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia pria, hal ini diperkirakan akan terus meningkatkan sampai dengan tahun 2030.

Untuk itu, sangat penting untuk mengenali 10 gejala umum demensia Alzheimer dari sekarang.Kualitas hidup ODD (Orang Dengen Demensia) dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu kondisi demensia, caregiver, dan pelayanan medis professional.

Ns. Hesti menjelaskan, “caregiver sangat berpengaruh pada kualitas hidup ODD, apakah itu pasangan atau orang tua kita, sangat berperan penting”. Caregiver sendiri ada 2 macam, caregiver formal dan informal, caregiver informal merupakan seseorang yang memiliki hubungan keluarga dengan ODD, dan caregiver formal adanya transaksi jual beli jasa perawatan.

Caregiver dapat mempengaruhi perubahan penting dalam kehidupan ODD, mempengaruhi frekuensi dan tipe terapi yang akan diterima oleh ODD.Kebutuhan caregiver dalam merawat ODD, yaitu pertama caregiver harus mengetahui tentang diagnosis orang dengan demensia, sudah berada difase mana demensianya.

Kedua program pelatihan perawatan orang dengan demensia, seperti mengikuti seminar, workshop, atau pelatihan terkait cara merawat orang dengan demensia. Ketiga dukungan emosional yang juga sangat diperlukan dan yang keempat bantuan akan jasa sosial.

Lanjut Ns Hesti, “pencarian informasi melalui internet terkait informasi demensia juga diperlukan, namun kita juga harus lihat sumbernya darimana dan perlu dikonfirmasikan kepada tim kesehatan yang menangani orang dengan demensia tersebut, jangan diterima mentah-mentah”.

Untuk melakukan perawatan orang dengan demensia dapat dilakukan dengan mengupayakan rutinitas seperti mandi, berpakaian, dan makan dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya atau dengan membuat jadwal rutin keseharian.

Membantu orang dengan demensia menuliskan _to do list,_ janji dan kegiatan lainnya di buku catatan. Merencanakan aktivitas yang disukai dan dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya. Mempertimbangkan sistem pengingat yang membantu mengingatkan jadwal minum obat.

Ns. Hesti juga mengutarakan “Alzheimer tidak hanya terjadi pada lansia di atas 65 tahun, dapat juga terjadi pada pra lansia”. Untuk menangani Alzheimer pada pra lansia tersebut, pada prinsipnya sama dan dilihat juga dari kebutuhan orang dengan demensia tersebut, sedang berada di fase mana. Antusiasme masyarakat cukup tinggi terhadap kegiatan ini, dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang yang hadir secara langsung dan 70 orang hadir melalui daring.

Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan seputar tema yang tengah dibahas. RSUI berharap kegiatan Seminar Awam Bicara ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas.Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui media sosial RSUI.

Siaran ulang dari seminar awam ini dapat juga disaksikan di channel Youtube RSUI pada link berikut: https://youtu.be/Ge0l167wc7I Sampai bertemu kembali di ajang berikutnya!. (Rusdy Nurdiansyah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement