Selasa 04 Oct 2022 16:23 WIB

Warga DIY Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem itu berupa hujan sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Cuaca ekstrem (ilustrasi) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat DIY untuk mewaspadai cuaca ekstrem.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat DIY untuk mewaspadai cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat DIY untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Pasalnya, saat ini secara umum wilayah DIY masuk dalam periode masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, DIY, Etik Setyaningrum mengatakan, di masa peralihan saat ini potensi terjadinya cuaca ekstrem sering terjadi.

Baca Juga

Cuaca ekstrem itu berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, yang mana berpeluang terjadi pada siang, sore hingga menjelang malam hari.

"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, diidentifikasi terdapat pusat tekanan rendah di perairan sebelah barat Sumatera mengakibat adanya belokan angin atau perlambatan angin di atas wilayah DIY yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan, terutama awan cumulonimbus di wilayah DIY," kata Etik kepada Republika.co.id, Selasa (4/10/2022).

Etik menjelaskan, di Oktober 2022 ini diperkirakan curah hujan di DIY berkisar antara 150-500 mm. Artinya, kategori curah hujan yakni pada Oktober ini dari menengah hingga tinggi.

"Dan diperkirakan curah hujan untuk tiga bulan kedepan berkisar 200->500 mm, yakni kriteria menengah hingga sangat tinggi," ujar Etik.

Untuk itu, Etik pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai masa peralihan yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem ini. Ia meminta masyarakat agar mewaspadai potensi genangan air, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat.

"Terutama di daerah rawan banjir dan longsor, seperti yang tinggal di dekat bantaran sungai," kata Etik.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang. Pasalnya, hujan disertai angin kencang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh.

"Agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir," kata Etik.

Sementara itu, diperkirakan awal musim hujan di wilayah DIY terjadi pada dasarian kedua atau pertengahan Oktober 2022. Dengan begitu, potensi hujan sudah mulai konsisten di pertengahan Oktober nanti.

"Masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi musim hujan, khususnya petani untuk menentukan pola tanam yang disesuaikan dengan awal musim hujan yang terjadi pada pertengahan Oktober," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement